Lensa Maluku,- Pelantikan dan deklarasi Adik – Kakak Nusalaut – Ambalau (Nusamba) oleh Ketua Latupati Nusalaut, Frangky Lewakabessy dan Raja Ambalau, Ali Loilatu maka secara de jure dan de facto kepengurusan Nusamba di Kabupaten Bursel telah resmi diakui.
“Pelantikan ini akan menjadi momentum bersejarah ikatan orang sudara, Adik – Kaka Nusalaut dan Ambalau dalam bingkai satu gandong yang telah lama terpisah, Kaka di pulau Nusalaut Maluku Tengah dan Adik di pulau Ambalau Buru Selatan,” jelas salah satu Tokoh Nusamba Propinsi Maluku, Usman Bahta kepada Media ini.
Bahta mengatakan di Januari 2023 akan dilanjutkan dengan momentum Kakak Mangente adik di Ambalau.
Kegiatan ini akan melibatkan seluruh anak cucu Nusalaut Ambalau di berbagai daerah di Indonesia bahkan dari berbagai Manca Negara. Momentum ini diharapkan akan menjadi ajang silaturahmi akbar Adik – Kakak Nusalaut – Ambalau dalam bingkai orang sudara/Kae – Wait.
Karna itu selaku tokoh Nusamba Provinsi Maluku Bahta mengharapkan agar pengurus Nusamba Bursel kedepan hendaklah menjadi Wadah dan ajang pemersatu guna membangun sinergitas bersama Pemda Bursel.
Inilah esensi kehadiran Nusamba di Bursel tidak memiliki kepentingan farsial kelompok dan golongan,namun kepentingan daerah menjadi endingnya dan tugas bersama.
Mantan Kepala Kemenag Bursel ini mengharapkan Nusamba yang diikat oleh Dua Agama besar Kristen dan Islam akan bisa menjadi laboraturium kerukunan beragama di Bursel, Maluku, Indonesia dan Dunia.
Menurutnya salah satu ikatan yang sangat kokoh antara umat kristen dan Islam yaitu ikatan Adik – Kakak Ambalau-Nusalaut yang tidak terjadi karna kontrak dalam waktu tertentu, namun ikatan tali gandong dari dua sudara yg lahir dari satu rahim dan dipelihara eksistensinya sejak leluhur hingga saat ini.
Walaupun konflik kemanusiaan di Maluku yang pernah terjadi pada masa silam begitu luas dan menghancurkan kerukunan antar umat beragama, namun tidak demikian dengan dua negeri tersebut yang selalu menjaga keharmonisan dan kerukunan yang sudah terjaga sejak dulu kala.
Sebagai penutup bahta menegaskan bahwa Nusamba kedepan tidak akan berada pada kepentingan – kepentingan personal dan golongan, namun Nusamba hadir dan berkewajiban bersama pemerintah daerah sebagai mitra strategis dalam percepatan pembangunan.(LM-03)
Discussion about this post