Lensa Maluku, – Masyarakat Kabupaten Buru menandai sebuah tonggak bersejarah dalam bidang kesehatan. Di atas tanah RSUD Lala, Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin, bersama Gubernur Maluku Hendrik Lewerissa, Bupati Ikram Umasugi secara resmi melakukan peletakan batu pertama pembangunan rumah sakit umum daerah pertama dari enam yang direncanakan di wilayah Maluku.
Lebih dari sekadar prosesi seremoni, peletakan batu pertama ini menyimpan makna strategis yang luas. Dengan nilai anggaran APBN sebesar Rp139 miliar lebih, pembangunan RSUD Lala adalah bukti bahwa negara hadir dan berpihak pada daerah kepulauan yang selama ini kerap berada di pinggir jalur pembangunan nasional.
Gubernur Maluku Hendrik Lewerissa menyatakan bahwa RSUD Lala merupakan yang pertama dari enam rumah sakit umum daerah yang akan dibangun pemerintah pusat di Maluku. “Ini adalah peletakan batu pertama dari enam RSUD yang akan dibangun di Maluku. Dan Kabupaten Buru menjadi yang pertama,” tegasnya.
Pernyataan gubernur ini bukan sekadar informasi administratif. Ia mengandung pesan politis yang kuat: bahwa Maluku, khususnya Pulau Buru, kini tidak lagi hanya menjadi penonton pembangunan. Ia turut menjadi bagian dari prioritas nasional dalam bidang kesehatan.
Kita tidak sedang membangun dinding dan atap semata, tetapi sedang menanam harapan. Sebab rumah sakit bukan sekadar fasilitas, melainkan tempat manusia mempertaruhkan hidup dan kehidupan. RSUD Lala diharapkan menjadi jawaban atas kebutuhan dasar masyarakat Buru yang selama ini harus menempuh jarak jauh atau bergantung pada fasilitas kesehatan yang terbatas.
Tentu, tantangan tidak selesai di peletakan batu pertama. Yang lebih penting adalah keberlanjutan pembangunan, kualitas layanan, dan komitmen pengelolaan. Kita berharap proses ini tidak hanya selesai tepat waktu, tetapi juga tepat guna dan tepat sasaran.
Dengan dimulainya pembangunan ini, mari kita jaga bersama semangat gotong royong, pengawasan publik, dan rasa tanggung jawab agar RSUD Lala kelak berdiri kokoh — bukan hanya secara fisik, tetapi juga secara moral dan fungsional.
Kabupaten Buru hari ini memulai langkah baru. Dan jika batu pertama ini menjadi fondasi bagi masa depan kesehatan yang lebih adil dan merata, maka sejarah akan mencatatnya sebagai hari ketika Buru tidak hanya menerima, tetapi juga ikut menentukan arah perubahan. (LM 04)
Discussion about this post