Lensa Maluku,- Raja Petuanan Leisela, Jou Abdul Aziz Hentihu (AHH) buladkan tekad akan membangun Baileo Adat di empat kota Petuanan di Kabupaten Buru. Satu bangunan Baileo megah juga akan dibangun di kota Namlea.
Tekad yang sangat mulia untuk selalu memelihara pranata adat di Kabupaten Buru itu disampaikan Calon Bupati Buru, Abdul Aziz Hentihu dalam perbincangannya dengan awak media.
“Sebagai anak adat, ada tiga hal yang melekat, yaitu kasih, sayang dan cinta untuk saling melindungi, mengayomi , mengasihi sesama kita,”kata Aziz Kamis (3/10/3024).
Menurut Aziz, baik sebelum kampanye maupun di saat kampanye pilkada Kabupaten Buru, dalam berbagai kesempatan saat ketemu langsung di banyak desa dengan para tokoh adat, ia telah menyampaikan keinginannya itu.
Ternyata keinginan membangun Baileo Adat di empat Kota Petuanan itu juga dinginkan oleh Jou Tagalisa, Hekmat Warhangan, Jou Liliyali, Anwar Bessy dan Jou Kaiely , Fandi Wael.
Bahkan mimpi empat Jou Petuanan di Kabupaten Buru itu juga mendapat gayung bersambut dari para tokoh adat dan tokoh masyarakat di empat Petuanan tersebut.
“Bapak-bapak dong mau ka seng (atau tidak,red) kalau Baileo Adat dibangun di empat kota Petuanan dan satu lagi Baileo yang megah dibangun di Kota Namlea,”tanya Aziz dalam satu kesempatan bertemu para tokoh adat pada Rabu malam (2/10/2024).
Kemudian para tokoh adat ini dengan nada antusias menyatakan mau. “Keinginan ini sudah lama ada dan saya sungguh yakin akan tercapai saat Jou Aziz menjadi bupati,”tegas Raja Tagalisa, Jou Hikmat Warhangan.
Dalam berbagai kesempatan bertemu masyarakat dan para tokoh di desa, Aziz yang menggandeng Gadis Siti Nadia Umasugi (GSNU) dan satu-satunya calon wakil bupati perempuan di pilkada Kabupaten Buru ini mensosialisasi 10 program unggulan BASIS yang termuat dalam visi Memajukan Bupolo, Menata Kota Membangun Desa.
Satu, Program Samudra atau Semua Muda Dapat Kerja . Kedua, Program Mantu atau Modal Usaha Untuk Ibu-Ibu. Ketiga, Program Muda Berdaya atau Modal Usaha Untuk Milenial. Keempat, Program Satria Desa atau Rp.120 jutu per-Desa.
Kelima, Program Aspirasi Tani atau Asuransi Untuk Petani. Keenam, Program Tuna atau Bantuan Untuk Nelayan.
Ketujuh, Program Laris atau Layanan Puskesmas Keliling Gratis. Kedelapan, Program BASIS Ampuh atau Biaya Sekolah Gratis SD, SMP untuk Siswa Kurang Mampu. Kesembilan, Program Setara atau Insentif Untuk Pemangku Adat dan Tokoh Agama dan Sepuluh, Program Manis atau Menaikan dan Menyelesaikan TPP ASN.
Aziz juga selalu sampaikan salah satu program di kesehatan, yakni Puskesmas Keliling Gratis yang diberi nama (Laris) tersebut. Bentuknya seperti Bus untuk di darat dan di laut ada speed boat.
“Kita ada program Layanan Puskesmas Keliling yang disebut Laris, untuk 10 kecamatan di Kabupaten Buru,”tambahnya.
Aziz juga menjelaskan bahwa Program Setara adalah progam yang memberikan insentif buat perangkat adat dalam setiap bulan.
“Beta sedih, melihat pemangku adat hanya dipakai saat momentu adat dan penjemputan saja, jika tuhan izinkan beta jadi bupati pasti beta bikin program itu,” tegasnya.
Aziz juga ingin menambahkan Alokasi Dana Desa (ADD) dan Anggaran untuk Badan Permusyawaratan Desa (BPD), jika terpilih nanti. “Kita akan menambahkan ADD dan anggaran Operasional BPD,” pungkasnya.(LM-04)
Discussion about this post