Lensa Maluku, – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas III Namlea Kantor Wilayah (Kanwil) Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Maluku dan Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Buru bekerja sama membangun dan membentuk karakter warga binaan dengan menggelar pembinaan kerohanian bertajuk “Healing Rohani” sebagaimana yang terlihat pada Kamis (7/8) di Gereja Getsemani Lapas.
Kepala Lapas Namlea, M. M. Marasabessy, menjelaskan bahwa Healing Rohani merupakan inovasi dari jajarannya sebagai pendekatan baru dalam pembinaan kerohanian warga binaan.
“Healing Rohani ini merupakan program pembinaan spiritual yang bertujuan memulihkan, memperbaiki, dan membentuk karakter warga binaan. Sesuai maknanya, healing berarti penyembuhan atau pemulihan, sementara rohani berkaitan dengan spiritualitas. Jadi, ini adalah upaya kami agar warga binaan menjadi pribadi yang lebih baik dan berakhlak,” ujar Marasabessy.
Dengan melibatkan penyuluh beragama Kristen dari Kemenag Buru, ia mengharapkan warga binaan dididik, diarahkan, dan dimbimbing untuk mengenal agama dan lebih mendekatkan diri dengan Tuhan.
“Kita sudah berkolaborasi dengan penyuluhan Kementerian Agama Kabupaten Buru khususnya dalam membina agama Kristen yang secara rutin kami laksanakan setiap kamis. Peran para penyuluh selama ini begitu sentral dalam membina kepribadian warga binaan Lapas Namlea,” harapnya.
Dalam waktu dekat, Marasabessy menambahkan Lapas Namlea dan Kemenag Buru juga akan menyepekati Memorandum Of Understanding (MoU) dalam mengefektifkan program pembinaan kepribadian bagi warga binaan.
“Direncanakan nanti kami akan menyepakati kerja sama lanjutan dengan Kemenag Buru dikarenakan kerja sama sebelumnya sudah habis tenggat waktu. Keberlanjutan kerja sama ini merupakan komitmen bersama kami dalam membina warga binaan untuk berubah menjadi lebih baik,” jelasnya.
Sementara itu, Carolis, M. Tupan selaku penyuluh agama Kristen Kemenag Buru, mengaku terkesan dengan komitmen warga binaan Lapas Namlea setiap kali pihaknya mempimpin ibadah.
“Warga binaan begitu serius mengikuti setiap prosesi ibadah. Terlihat jelas keinginan mereka untuk berubah dan memperbaiki diri. Hal ini yang membuat kami semakin semangat dalam memberikan bimbingan,” ungkap Carolis.(LM-05)
Discussion about this post