Lensa Maluku – Sejumlah Warga Binaan Pemasyarakatan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas III Wahai beragama Kristen mengikuti ibadah Minggu Adven Pertama dengan penuh khidmat di Gereja Ebenhaezer Lapas, Minggu (30/11). Kegiatan kerohanian ini merupakan bagian dari program pembinaan kepribadian untuk memperkuat iman dan spiritualitas para Warga Binaan dalam menyambut Hari Raya Natal.
Ibadah yang dimulai pukul 09.00 WIT itu dipimpin oleh Pendeta M. Wattimury., S.Si Teol. dengan tema khotbah “Melakukan Yang Baik Sebagai Wujud Pengharapan Akan Kedatangan Tuhan” yang sejalan dengan makna lilin Adventus pertama yang melambangkan harapan. Dalam khotbahnya, ia menekankan bahwa Adventus merupakan kesempatan untuk memperbarui hati, introspeksi diri, dan membangun hubungan yang lebih dekat dengan Tuhan.
Kepala Lapas (Kalapas) Wahai, Tersih Victor Noya, menyampaikan bahwa kegiatan keagamaan seperti ini merupakan elemen penting dalam pembinaan mental dan spiritual Warga Binaan dalam mendukung proses reintegrasi sosial. “Ibadah Minggu Adventus ini bukan sekadar kegiatan ibadah, tetapi juga wadah untuk menumbuhkan nilai moral, memperkuat iman, dan membangun semangat baru bagi para Warga Binaan. Kami berharap momentum ini menjadi langkah awal bagi perubahan positif mereka,” ujar Tersih.
Ia juga berharap Warga Binaan dapat merefleksikan diri dan membersihkan hati. “Kedua hal tersebut adalah hal utama dalam mempersiapkan diri menyambut Natal dengan penuh sukacita dan damai, serta menjadi pribadi yang lebih baik setelah bebas nanti,” harap Kalapas.
Senada, Kepala Subseksi Pembinaan, Merpaty S. Mouw, menambahkan bahwa pembinaan kerohanian merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan dari proses pemasyarakatan. “Kami terus menghadirkan kegiatan pembinaan yang menyentuh aspek batin dan kepribadian. Melalui ibadah Adventus, para Warga Binaan diajak merenungkan perjalanan hidup mereka dan menyalakan kembali pengharapan akan masa depan yang lebih baik,” ungkap Merpaty.
Kegiatan tersebut mendapat apresiasi dari Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Maluku, Ricky Dwi Biantoro, yang memantau pelaksanaan pembinaan rohani di seluruh Unit Pelaksana Teknis Pemasyarakatan di Maluku. “Kami mendukung penuh setiap bentuk pembinaan yang dilakukan seluruh Lapas termasuk di Lapas Wahai. Adventus adalah momentum untuk menata kembali hidup, dan kami berharap para Warga Binaan dapat memaknainya sebagai kesempatan untuk berubah menjadi lebih baik saat kembali ke masyarakat” tutur Ricky.
Melalui ibadah Minggu Adventus pertama ini dan yang akan berlanjut hingga Minggu Adventus keempat mendatang, Lapas Wahai menegaskan komitmennya untuk terus menghadirkan program pembinaan rohani yang berkelanjutan demi membangun karakter positif Warga Binaan dalam memperkuat spiritualitas dari balik jeruji.(LM-05)









Discussion about this post