Namrole, Lensa Maluku – Masyarakat di Dusun Kawalale, Desa Namrinat dan Desa Waenalut, Kecamatan Namrole, Kabupaten Buru Selatan (Bursel) menggelar prosesi adat dalam rangka pemasangan kabel listrik yang melintasi Dusun dan Desa tersebut. Kegiatan prosesi adat listrik masuk Desa ini dilakukan dengan menyembeli tiga ekor Ayam, berlangsung di Air Waitina,Sabtu 20/10.
Kepala Soa Dusun Kawalale, Nikson Tomanusa mengatakan, Prosesi adat ini sebagai bentuk syukur atas program pemerintah terkait PLN masuk Desa. Iya menambahkan sudah sejak Delapan Belas Tahun, kehidupan masyarakat di Dusun Kawalele dan Desa Wainalut gelap gulita di kala malam tiba. Ketiadaan listrik yang mengaliri desa kami, membuat penduduk mengandalkan genset untuk menghidupkan lampu penerang di malam hari.
“Tidak mengherankan, ketika terdengar kabar jika PT PLN akan mengalirkan listrik ke desa ini, maka disambut dengan prosesi adat sebagai bentuk syukur terhadap perhatian pemerintah lewat pihak PLN Wilayah Maluku, terkhusus PLN Cabang Namrole
Nikson menuturkan, penduduk tidak sabar membayangkan, betapa terangnya perkampungan itu jika listrik PLN sudah benar-benar mengaliri Dusun dan Desa mereka.
Sementara itu Kepala Desa Namrinat, Viktor Tomanusa, berapresasi atas program listrik masuk Desa, jujur saya merasa senang bercampur gembira karena aliran listrik akan segera menerangi desanya.
Viktor mengaku, kurang lebih 18 Tahun sejak tahun 2000 tidak pernah merasakan terangnya listrik di dusun dan desa setempat. Anak-anak kalau belajar malam hanya diterangi lampu palita, baru kemarin pada tahun 2017 ada bantuan dari pemerintah daerah berupa lampu tenaga surya.
“Dulunya sebelum tahun 2000 sudah ada PLN masuk Dusun Kawalale cuman terjadi kerusakan jaringan Listrik dan baru di perbaiki sekarang, ” ujar Kades.
Dia mengatakan, selama ini memang sebagian warga telah menikmati suasana terang di malam hari berkat penggunaan genset. Namun tidak semua warga memiliki genset, dikarenakan harganya yang terbilang mahal. Apalagi pembelian bahan bakar untuk menghidupkan genset pun bisa dikatakan tidak murah.
“Kalau dirata-rata, maka pembelian bahan bakar untuk menghidupkan genset ini berkisar Rp, 700 ribu per bulan. Padahal, genset itu tidak dihidupkan 24 jam, sering hanya digunakan pada malam hari saja agar rumah tidak gelap gulita.
Sesuai informasi dari pihak PLN, ada sekitar 103 tiang utilitas siap di pasang untuk mengalirkan aliran listrik ke dusun kawalale sampai Desa Wainalut dari pusat kota Namrole, Bursel.
Sebelumnya turut menyaksikan prosesi adat ini yakni, Asisten I Bidang Pemerintahan, A. Soumokil, Msi, Asisten II dan, Pihak PLN Namrole bersama masyarakat setempat (LM-01)
Discussion about this post