Lensa Maluku, -Koordinator Provinsi Maluku Program Pembangunan Pemberdayaan Masyarakat Dan Desa (Koprovin Maluku-P3MD) Ibrahim Sella menjelaskan kegiatan Focus Group Discussion (FGD) Peran Tenaga Pendamping Profesional (TPP) Mendorong Aksi Desa Dalam Berketahanan Iklim
yang diselenggarakan oleh Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Pemberdayaan Masyarakat Desa dan Daerah Tertinggal – Kemendes RI.
Upaya mendorong pemerintah desa agar tetap focus pengembangan pangan Lokal.
Kepada media Koordinator P3MD Maluku menyampaikan kegiatan FGD bertempat di Hotel Golden Boutique, Jakarta Pusat, dilaksanakan sejak tanggal 23 hingga tanggal 26 mei 2025 kemarin, telah di buka oleh Sekretaris BPSDM dan PMD dan Daerah Tertinggal Nursaid dengan menghadirkan peserta dari Koprov P3MD seluruh indonesia, dan satu orang unsur TAPM masing-masing provinsi. Senin, 02/06/2025
Sella menyebutkan, “kita tetap Focus dan dorong pentingnya Peningkatan Komoditi Sagu sebagai Pangan Lokal, dirinya meminta pemerintah desa sebagai tokoh masyarakat perlu memberikan peran penting menjadikan Sagu sebagai komiditi lokal dan perlu di kembangkan secara baik manfaatnya sangat besar bagi kebutuhan masyarakat setempat, utamanya Maluku dengan kekayaan begitu besar berbasis Sagu harus di hidupkan secara kontinyu, “sampel yang kita lihat, Daerah Gorontalo kemudian menjadikan jagung sebagai salah satu komoditi lokal unggulan'”. Tukasnya
“Masyarakat desa diharapkan untuk tidak terlalu fokus pada beras karena pangan beras tidak selamanya dijadikan pangan lokal, coba kita tengok selama ini telah terjadi pergeseran nilai di tengah masyarakat itu sendiri, asumsinya ada yang mungkin menganggap bahwa sesorang atau masyarakat itu akan memiliki ketahanan pangan lokal manakala memiliki beras yang cukup, padahal sesungguhnya dalam hal ketahanan pangan itu bukan saja beras, tapi bagaimana mengangkat potensi lokal seperti sagu sebagai ketahanan pangan pada tingkat desa dan itu harus di prioritaskan. Tutur Sella
Terkait perubahan iklim dan ketahanan pangan, Sella menyebutkan dua faktor yang berbeda yang tidak bisa terpisahkan, misalkan di kala petani bercocok tanam justru akan memperhatikan perubahan iklim yang terjadi, dia mencontohkan bidang perikanan dalam nelayan lokal ketika ingin beraktifitas untuk memancing ikan justru menjadi perhatian adalah faktor cuaca melalui perubahan iklim, sehingga para nelayan bisa melakukan penangkan ikan dengan baik.
“Lanjutnya,! konteks pemahaman pangan kekinian dengan konteks cuaca, Korwil P3MD Provinsi Maluku meminta kesungguhan dan peran pendamping desa memberikan penguatan dan pemahaman kepada pemerintah desa agar mampu mengetahui peningkatan produktifitas yang di rasakan masayarakat itu sendiri “bayangkan saja ketersediaan pangan pada 1200 desa yang tersebar pada 11 Kabupaten/kota, 118 Kecamatan di Maluku dapat teratasi.
Nah,! ini yang perlu kita waspadai mengingat kedepan ada langkah-langkah strategis perlu di dukung pemerintah Kabupaten/kota terkait ketahanan pangan dan progres terhadap perubahan iklim yang seringkali terjadi di Maluku. “kami sangat optimisi ketika ada kolaborasi yang baik antara Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, Perikanan dan Badan Meterologi Maluku, sebagai dinas badan teknis sehingga perencanaan berjalan efektif. Tandas Sella
Ditanya soal pemaparan lanjutan kepada Gubenur Maluku, Korwil P3MD Maluku Ibrahim Sella menjelaskan kita akan tindak lanjut Hasil Pertemuan FGD – Kemendes kepada Bapak Gubernur Maluku sebagai sarana masukan dan juga dengan melibatkan beberapa OPD teknik.
Sebagai Koordinator P3MD Provinsi Maluku, Sella berharap bersama pemerintah Daerah dapat konsentrasi secara sungguh-sungguh upaya peningkatan Pangan Lokal agar bisa dikembangkan, terutama pada kebutuhan masyarakat pedesaan. Ucap Sella. (LM-05)
Discussion about this post