Lensa Maluku, – Pemerintah di bawah Kepemimpinan Presiden Prabowo sepertinya memang sangat serius menyikapi hal-hal prinsip mengenai Sumber Daya Manusia.
Sikap ini ditunjukkan dengan berbagai program Prabowo yang menomor satukan kebutuhan Masyarakat, mulai dari MBG untuk Ibu Hamil dan Anak-Anak Sekolah yang diluncurkan pada Bulan Januari 2025 lalu.
Kemudian di Februari 2025 Prabowo juga meluncurkan program Cek Kesehatan Gratis sebagai Bagian dari Hasil Terbaik Cepat atau disebut PHTC, untuk mewujudkan Masyarakat yang Sehat, Produktif dan Terlindungi Sejak Dini.
Cek Kesehatan Gratis dibedakan berdasarkan kelompok usia. Mulai dari kelompok Bayi yang baru lahir, lalu kelompok Balita dan Anak pra Sekolah, ada juga kelompok Anak Sekolah dan Remaja, Kelompok Dewasa, dan yang terakhir Kelompok Lansia.
Dari semua kelompok itu, kebijakan Cek Kesehatan Gratis bisa dinikmati oleh Warga Indonesia semua usia setia setahun sekali, keculi Ibu Hamil dan Bayi yang baru lahir, karena mereka mendapatkan Cek Kesehatan Gratis secara rutin melalui Puskesmas terdekat atau Posyandu.
Program ini sudah dilaksanakan di seluruh penjuru daerah di Indonesia, tanpa terkecuali Kabupaten Buru, Maluku.
Cek Kesehatan Gratis bertujuan memeriksa kesehatan sekali dalam setahun guna mendeteksi dini penyakit.
Jika dalam pemeriksaan ditemukan ada kelainan, peserta akan dirujuk ke Puskesmas untuk penanganan lebih lanjut.
Jangkauannya tentu saja memiliki spesifik yang berbeda-beda, seperti untuk anak sekolah sendiri ada pemeriksaan Gizi, Tekanan Darah, Gula Darah, Screening Anemia, Deteksi Merokok, Hepatitis B/C, dan lain sebagainya.
Sementara untuk usia Produktif bisa meliputi pemeriksaan Gula Darah dan Pengukuran Tekanan Darah, begitupun untuk Lansia. Dan program ini dijalankan melalui kegiatan Posyandu, ke sekolah-sekolah, atau bisa juga dengan cara “jemput bola” oleh Tim Puskesmas ke desa-desa dan kegiatan Masyarakat.
Sebagai Nakes, saya pribadi melihat Program ini sebagai Oase dalam kehidupan kita sehari-hari. Saat melihat ada kesenjangan karena Masyarakat dengan Ekonomi menengah bawah tampak tidak terlalu perduli dengan kesehatan mereka, padahal hal itu penting untuk diperiksakan secara berkala agar menjadi Alarm pada tubuh.
Kita memang tidak bisa menutup mata dari kesenjangan yang jelas terlihat bahwa ketika kamu dari keluarga yang “ada” maka mudah saja bagi kamu untuk mau aware dengan pemeriksaan-pemeriksaan kesehatan yang mungkin terlihat tidak semenakutkan itu biayanya.
Sementara bagi Masyarakat Menengah bawah, aware dengan Kesehatan bukan kebutuhan Primer karena yang paling utama bagi mereka adalah Beras dan Ikan. Sehingga program ini terlihat seperti Oase yang tiba-tiba muncul memberikan satu tetes air yang cukup menghilangkan dahaga di tengah-tengah gurun pasir tandus.
Cek Kesehatan Gratis, bagi saya pribadi sudah mencakup kasta tertinggi dalam hal mampu membuat Masyarakat Menengah Bawah bisa dengan mudahnya ikut aware terhadap gejala atau penyakit apa yang tiba –tiba menyerang tubuh mereka.
Hanya saja Implementasi di lapangan saya rasa masih sangat kurang maksimal dijalankan di daerah. Sebab untuk beberapa sekolah yang didatangi, baru terealisasi sebagian kecil, dan juga permasalahan keduanya adalah kebijakan dari Pemerintah jangka waktu pemeriksaan secara berkala harus berjarak satu tahun.
Menurut logika saya, setahun itu bisa membuat suatu gejala yang terlewati proses Screening tumbuh menjadi penyakit dan bisa saja merubah kondisi tubuh seseorang menjadi serius.
Sebab ada beberapa Pemeriksaan dalam Cek Kesehatan Gratis yang penyakitnya bisa berkembang menjadi Penyakit yang beresiko. Sehingga sayang sekali, jika kita punya Program yang didukung oleh Pemerintah sebagus ini, tapi kita tidak bisa implementasikan dengan maksimal.
Dengan demikian, saya berharap Kementrian Kesehatan kita bisa bekerja lebih maksimal lagi untuk melakukan evaluasi Program Cek Kesehatan Gratis ini, karena secara tidak langsung program Cek Kesehatan Gratis memiliki irisan yang jelas dengan program Prabowo lainnya seperti Makan Bergizi Gartis, untuk mendukung Pemberatasan Stunting dan Memberantas Kesenjangan yang ada di Indonesia.
Terakhir, seperti apa kata Pak Prabowo, “Pelayanan Kesehatan Masyrakat yang layak merupakan Kewajiban Negara, dan harus tersedia secara merata untuk seluruh Rakyat Indonesia, terutama bagi yang kurang mampu”.
Dari statement itu jelas Pak Prabowo memberikan oase kepada hampir 24 Juta Masyrakat kurang mampu agar pentingnya tetap memiliki sehat dalam diri, karena Negara ada bersama kita untuk menjamin itu.(LM-04)









Discussion about this post