Lensa Maluku, — Kreativitas Warga Binaan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas III Wahai kembali menarik perhatian publik. Dalam Pameran Budaya dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) memperingati Hari Ulang Tahun Ke-68 Kota Masohi, karya replika kapal pinisi buatan tangan Warga Binaan Lapas Wahai sukses mencuri perhatian turis asing, salah satunya Robben Van Den Broeke asal Belanda yang langsung membeli untuk dibawa pulang ke negeri asalnya, Selasa (4/11) malam.
Pameran yang digelar di kawasan Ina Marina, Kota Masohi itu menjadi ajang unjuk kreativitas dan hasil pembinaan bagi Warga Binaan Lapas Wahai. Beragam hasil karya, mulai dari replika kapal pinisi, pebble art, hingga handbag rajutan dipamerkan untuk memperlihatkan potensi dan keterampilan Warga Binaan.
“Sangat luar biasa. Saya tidak menyangka ini adalah hasil karya Narapidana. Saya akan bawa ke Belanda sebagai oleh-oleh dari Indonesia, yaitu Lapas Wahai,” ungkap Robben.
Kepala Subseksi Pembinaan, Merpaty S. Mouw, mengungkapkan rasa bangganya atas apresiasi masyarakat, terutama wisatawan mancanegara. “Replika berupa miniatur kapal pinisi ini merupakan salah satu karya unggulan Warga Binaan kami. Proses pembuatannya menjadi bagian dari program pembinaan kemandirian dan kreativitas di Lapas Wahai. Ini bukti Pemasyarakatan bukan sekadar tentang badan yang terkurung, tetapi tentang kreativitas yang urung melalui pemberdayaan dan pembinaan agar mereka bisa mandiri setelah bebas nanti,” ujarnya.
Antusiasme pengunjung, termasuk wisatawan asing, menjadi dorongan baru bagi Lapas Wahai untuk terus meningkatkan kualitas pembinaan. Menariknya, sebagian besar turis yang hadir mengaku kagum dengan detail dan keindahan karya Warga Binaan, terutama pada replika kapal pinisi yang menggambarkan semangat maritim Nusantara.
Kepala Lapas Wahai, Tersih Victor Noya, memberikan apresiasi tinggi kepada seluruh petugas dan Warga Binaan yang telah berpartisipasi dalam pameran tersebut. “Kami sangat bangga karena karya Warga Binaan bisa dikenal hingga ke mancanegara. Langkah ini sejalan dengan Program Akselerasi Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, khususnya dalam penguatan dan peningkatan pendayagunaan Warga Binaan untuk menghasilkan produk berdaya saing,” terangnya.
Apresiasi juga disampaikan Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Maluku, Ricky Dwi Biantoro, atas dedikasi dan semangat jajaran Lapas Wahai. Ia menilai keikutsertaan Lapas Wahai dalam pameran budaya di Masohi merupakan bentuk nyata komitmen pemasyarakatan dalam membina dan memberdayakan Warga Binaan.
“Saya sangat mengapresiasi kegigihan Lapas Wahai yang tidak hanya fokus pada pembinaan di dalam Lapas, tetapi juga berani tampil di ruang publik untuk memperkenalkan hasil karya Warga Binaan. Ini menunjukkan semangat luar biasa dalam menjalankan fungsi pembinaan dan reintegrasi sosial. Langkah seperti ini perlu terus didorong agar hasil karya Warga Binaan menjadi kebanggaan Maluku, bahkan Indonesia,” puji Ricky
Melalui partisipasi di berbagai pameran, Lapas Wahai berkomitmen untuk terus membuka ruang bagi Warga Binaan menyalurkan potensi dan kreativitas mereka. Keberhasilan karya Warga Binaan yang menyita perhatian turis mancanegara menjadi bukti nyata hasil pembinaan di Lapas Wahai mampu melampaui batas dan berpeluang menembus pasar internasional.(LM-05)











Discussion about this post