Lensa Maluku,-Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Bina Umat Namlea, Kabupaten Buru, kembali menelorkan 33 hafidz Qur’an satu juz.
Sebanyak 33 hafidz (penghafal) Quran satu juz itu telah mengikuti Wisuda Tahfiz Qur’an Angkatan ke III yang dibuka Sekda Buru, Muh Ilyas Hamid dan berlangsung dengan penuh khidmat di Aula Kantor Bupati, Sabtu (26/3/2022).
Satu persatu wisudawan dan wisudawati dipanggil naik ke panggung lalu dipasangkan mahkota di kepala oleh Sekda Buru, Muh Ilyas Bin Hamid.
Mereka juga diberikan piagam penghargaan yang diserahkan Ketua DPRD Buru, Muh Rum Soplestuny.
Para Hafidz yang diwisudakan tadi terdiri dari 2 penghafal Al-Qur’an juz 29 sebanyak 2 orang, dan 31 penghafal Al-Qur’an juz 30 .
Sekda Ilyas Hamid sebelum membuka kegiatan wisuda , menyampaikan salam dan pesan bupati karena tidak dapat meghadiri langsung acara tersebut, sebab sedang bertugas ke luar daerah.
Menyampaikan sambutan tertulis Bupati Buru, Sekda Ilyas Hamid mengatakan, dengan adanya wisuda tahfidz dapat menumbuh kembangkan minat baca Al-Qur’an di kalangan masyarakat, sehingga harapan pemerintah membumikan Al-Qur’an di Bumi Bupolo dapat terwujud.
“Melalui wisuda santriwan dan santriwati tahfizhul ini juga patut untuk kita syukuri, karena akan muncul ahli-ahli qur’an dan penghafal al-qur’an yang akan memakmurkan agama di Kabupaten Buru,” ujar Ilyas Hamid.
Sementara itu, Ketua Yayasan Bina Umat Kabupaten Buru, Abdul Latif Haer dalam kegiatan wisuda itu mengatakan, kalau lembaga yang hari ini mewisudakan 33 penghafal Qur’an juz ke-29 dan juz ke-30 itu adalah milik umat.
Untuk itu, Latif Haer mengajak semua pihak marilah saling membantu. “lnsya Allah kontribusi yang diberikan kepada kami Yayasan Bina Umat, maka itu bagian dari amal jariah kita semua,”ucap Latif Haer.
Sekilas ia menggambarkan, bahwa Yayasan Bina Umat punya tiga satuan pendidikan, yaitu ada Tk, SD-IT dan SMP-IT.
Ketiga lembaga pendidikan ini sudah menjalankan program dari pemerintah Kabupaten Buru, yaitu Gerakan Bupolo Mengaji.
Latif Haer tidak katakan Gerakan Bupolo Magrib Mengaji, dan hanya bilang Gerakan Bupolo Mengaji.
Karena kata dia, kalau Magrib Mengaji berarti orang beranggapan di waktu magrib saja baru mengaji.
“Mudah-mudahan ke depan bisa dievaluasi program ini,”sarankan Latif Haer.
Lanjut Latif Haer, Yayasan Bina Umat punya guru honor dengan PNS tujuh orang berjumlah sekitar 50 orang.
Setiap bulan yayasan mengeluarkan limapuluhan juta untuk membayar gaji honorer yayasan maupun intensif kepada guru PNS.
Untuk itu, ia turut mengetuk pintu hati Pemerintah Kabupaten Buru, agar turut membantu yayasan dengan menambah lagi guru PNS serta sokongan dana intensif bagi para guru yang mengajar di sana.
“Mari kita saling bahu- membahu membangun pendidikan ini suyapa lebih baik lagi ke depan,”kata Latif Haer.
Harapan Ketua Yayasan Bina Umat itu mendapat gayung bersambut dari Sekda Ilyas Hamid.”Tentang hak-hak para guru ini, tadi saya sudah bicarakan dengan ketua DPRD dan Inya Allah akan perhatikan,”tandas Ilyas Hamid (LM-04)
Discussion about this post