Lensa Maluku, — Dalam momen yang penuh khidmat dan membangkitkan semangat nasionalisme, Warga Binaan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas III Wahai serentak mengumandangkan lagu-lagu perjuangan.
Kegiatan yang digelar di lapangan blok dalam rangka memperingati Hari Pahlawan itu menjadi bukti nyata bahwa semangat cinta tanah air dan patriotisme tetap bersemayam kuat, bahkan di balik jeruji besi, Senin (10/11).
Salah satu hal istimewa dalam peringatan tahun ini adalah pelibatan langsung warga binaan dalam membawakan lagu-lagu perjuangan yakni Garuda Pancasila, Satu Nusa Satu Bangsa, dan Indonesia Pusaka. Suasana haru dan semangat terasa ketika suara lantang warga binaan bergema mengiringi upacara, menggugah rasa bangga dan cinta tanah air bagi seluruh peserta.
“Mengumandangkan lagu perjuangan bukan sekadar rutinitas, tetapi adalah upaya menanamkan kembali nilai-nilai kebangsaan dan semangat persatuan. Kami ingin membangkitkan kesadaran bahwa mereka adalah bagian dari bangsa ini, dan semangat pahlawan harus menjadi inspirasi untuk memperbaiki diri,” ujar Tersih Victor Noya, Kepala Lapas Wahai.
Tersih menegaskan bahwa semangat kepahlawanan bukan hanya milik mereka yang gugur di medan perang, tetapi juga milik semua orang yang berjuang untuk perubahan positif di lingkungan masing-masing termasuk menanamkan nilai-nilai kepahlawanan kepada warga binaan agar menjadi pribadi yang disiplin, tangguh, penuh integritas dan berkontribusi positif bagi bangsa setelah kembali ke masyarakat.
Lebih lanjut, Kalapas Wahai juga memberikan pesan khusus kepada seluruh jajarannya agar senantiasa menjaga integritas dan bekerja sesuai dengan nilai-nilai dasar Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan (Kemenimipas), yakni PRIMA — Profesional, Responsif, Integritas, Modern, dan Akuntabel.
“Saya mengajak seluruh jajaran untuk terus menanamkan nilai PRIMA dalam setiap pelaksanaan tugas. Jadilah insan Pemasyarakatan yang bekerja dengan hati, menjunjung tinggi integritas, dan menjadi teladan bagi warga binaan maupun masyarakat,” tegasnya.
Sementara itu, Kasubsi Pembinaan Lapas Wahai, Merpaty S. Mouw menambahkan bahwa kegiatan seperti ini menjadi bagian dari program pembinaan kepribadian untuk memperkuat nilai-nilai moral dan nasionalisme di kalangan warga binaan. “Melalui kegiatan upacara Hari Pahlawan, kami ingin membentuk karakter warga binaan agar menghargai jasa para pahlawan, sekaligus menumbuhkan rasa cinta tanah air sebagai bekal saat mereka kembali ke masyarakat,” jelas Merpaty.
Salah satu Warga Binaan, AO, menyampaikan perasaannya. “Setiap kali menyanyikan lagu-lagu ini, hati saya tergerak. Saya merasa semangat untuk bangkit dan berjanji akan menjadi warga negara yang lebih baik ketika kembali ke masyarakat. Ini adalah cara kami menghormati jasa pahlawan,” ungkapnya.
Lapas Wahai berkomitmen untuk terus menjadikan kegiatan berbasis nilai-nilai kebangsaan sebagai pondasi pembinaan. Inisiatif ini selaras dengan instruksi dari Direktorat Jenderal Pemasyarakatan untuk menggunakan simbol dan lagu kebangsaan sebagai media efektif dalam membangun karakter warga binaan. Semangat yang menggema dari Lapas Wahai menjadi harapan baru, bahwa setiap individu, terlepas dari kesalahan masa lalu, memiliki potensi untuk kembali berjuang dan berbakti kepada negeri.(LM-05)









Discussion about this post