Lensa Maluku, – Sebanyak tiga orang peserta Program Magang Nasional dari Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) menerima pembekalan intensif mengenai profesionalisme dan integritas serta sistem dan standar pengamanan di lingkungan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas III Wahai yang bertempat di Aula Lapas, Kamis (27/11).
Pemberian materi yang disampaikan langsung oleh Kepala Sub Seksi (Kasubsi) Keamanan dan Ketertiban (Kamtib), Usman Bakri, itu merupakan bagian dari orientasi awal sebelum para peserta magang mulai bertugas dan berinteraksi langsung dengan proses pembinaan warga binaan. “Pembekalan ini menjadi fondasi penting bagi para peserta magang sebelum terjun langsung dalam dinamika pengamanan Lapas,” ungkap Usman.
Dalam sesinya, Kasubsi Kamtib menjelaskan secara rinci mengenai standar operasional prosedur pengamanan, teknik penggeledahan, dan penanganan situasi darurat. Ia juga secara khusus menggarisbawahi pentingnya etika petugas.
“Peserta magang harus tahu bahwa musuh terbesar kita bukanlah Warga Binaan, melainkan kelalaian dan inkonsistensi Petugas. Profesionalisme dan integritas dalam pengamanan berarti tidak ada kompromi terhadap barang terlarang, pungutan liar, serta komunikasi ilegal. Begitu integritas luntur, Kamtib akan ikut runtuh. Oleh karena itu jadikan hari ini sebagai ikrar untuk memulai penugasan yang tegas, disiplin, dan bersih,” ajak Usman.
Sementara itu, Kepala Lapas Wahai, Tersih Victor Noya mengatakan pentingnya pemberian materi bagi peserta magang. “Pemahaman mendalam tentang sistem pengamanan adalah hal fundamental yang wajib diketahui oleh setiap orang yang beraktifitas di dalam Lapas, termasuk peserta magang,” jelasnya seraya mengatakan bahwa pentingnya materi pengamanan bukan hanya untuk menjaga situasi Kamtib di dalam Lapas, tetapi juga untuk keselamatan para peserta magang itu sendiri.
“Kami berharap para peserta magang ini mengerti bahwa sistem dan standar Pengamanan adalah urat nadi Lapas. Oleh karena itu mari bersikap profesional dan menjadi pagar besi yang tidak bisa ditembus oleh godaan sekecil apa pun. Integritas harus terbangun diatas pondasi kejujuran dan anti-korupsi,” ujar Tersih.
Salah satu peserta magang, Dilan Resina Sumata, menyambut baik inisiatif pembekalan tersebut. Menurutnya, pemahaman mendalam tentang Kamtib Lapas serta menanamkan jiwa profesionalisme dan integritas diawal masa penugasan sangat berharga.
“Materi yang disampaikan memberikan wawasan kepada kami tentang risiko dan tanggung jawab di lingkungan Lapas. Kini kami lebih memahami bahwa tugas kami bukan hanya memperoleh pengalaman kerja, tetapi juga menjaga diri kami sendiri dari praktik yang merusak nama baik organisasi. Kami siap menerapkan nilai integritas dan profesionalisme,” janji Dilan.
Dengan terlaksananya pembekalan Kamtib ini, Lapas Wahai telah meletakkan fondasi kuat bagi para peserta magang untuk memastikan nilai-nilai integritas dan profesionalisme sebagai landasan utama dalam setiap pelaksanaan tugas demi terciptanya Lapas yang aman, tertib, dan bebas dari praktik tercela.
Program magang nasional ini diharapkan dapat membuka wawasan baru bagi peserta tentang dunia kerja di bidang pemasyarakatan dan memberikan pengalaman kerja yang komprehensif.
Program magang yang berlangsung selama enam bulan ini menjadi salah satu upaya Kemenaker dalam meningkatkan keterampilan dan pengembangan sumber daya manusia yang siap menghadapi dunia kerja di sektor pemerintahan dan pelayanan publik terkhusus di Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan. (LM-05)









Discussion about this post