Lensa Maluku, – Ada saat ketika pidato seorang pemimpin tak lagi disampaikan dengan suara lantang, tetapi dengan isakan yang sulit dibendung.
Kamis, 17 Juli 2025, menjadi hari yang menggetarkan bagi Kabupaten Buru—bukan sekadar karena peletakan batu pertama pembangunan RSUD Lala Namlea oleh Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin dan Gubernur Maluku Hendrik Lewerissa, tapi karena di hari itu, air mata seorang anak negeri tumpah di tanah kelahirannya sendiri.
Bupati Buru, Ikram Umasugi, berdiri dengan suara yang bergetar saat menyampaikan sambutan. Lahir dan besar di Pulau Buru, ia tahu persis getirnya perjuangan warga selama ini untuk sekadar mendapatkan layanan kesehatan yang layak. Berapa banyak yang harus menempuh laut lepas, bertaruh nyawa di tengah ombak dan angin timur yang ganas, demi sebuah harapan hidup dari rumah sakit di luar pulau. Betapa tidak adil sebuah sistem yang membuat rakyatnya harus memilih antara keselamatan dan pengobatan.
Dan kini, setelah sekian lama menjadi bagian dari cerita pinggiran pembangunan, akhirnya Buru dijawab. RSUD Lala bukan hanya infrastruktur kesehatan—ia adalah lambang keadilan yang mulai dirajut. Ketika batu pertama itu ditanam, sesungguhnya yang sedang dibangun adalah pondasi martabat dan pengakuan bagi sebuah daerah yang selama ini seolah tak terlihat.
Tangisan Ikram Umasugi adalah tangisan kolektif. Ia mewakili suara ribuan warga Buru yang lelah menunggu. Ia adalah gema dari doa-doa ibu yang kehilangan anak di perjalanan laut, dari pemuda yang harus memikul orang tuanya demi pengobatan, dari mereka yang telah terlalu lama hidup dalam bayang-bayang ketertinggalan.
Editorial ini ingin menegaskan: air mata pemimpin yang lahir dari nurani adalah kekuatan perubahan yang tak boleh diabaikan. Semoga kehadiran rumah sakit ini bukan yang pertama dan terakhir, melainkan awal dari hadirnya negara secara utuh di pulau-pulau yang jauh dari pusat.
Karena sejatinya, pembangunan yang menyentuh hati rakyat adalah pembangunan yang benar-benar hidup. Dan di hari itu, di bawah langit Namlea, pembangunan akhirnya terasa hidup.(LM-04)
Discussion about this post