Lensa Maluku,– Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon bersama Pemerintah Kabupaten Buru Selatan melaksanakan Monitoring dan Evaluasi (Monev) pembelajaran Program Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) Semester Gasal 2025/2026 di Gedung Serbaguna Namrole, Rabu (10/12/2025).
Kegiatan tersebut turut dirangkaikan dengan workshop dan kuliah pakar guna meningkatkan mutu pendidikan di daerah.
Wakil Rektor I Unpatti, Prof. Dr. Dominggus Malle, S.Pt., M.Sc., mewakili Rektor Universitas Pattimura, menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Kabupaten Buru Selatan yang dinilai responsif terhadap kebijakan peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui program RPL.
“RPL dibuka oleh Kementerian Pendidikan untuk mengakomodasi mereka yang sudah bekerja minimal lima tahun namun belum memiliki kualifikasi sarjana. Program ini mempercepat penyelesaian studi dari empat tahun menjadi sekitar satu setengah hingga dua tahun,” ujarnya.
Ia menegaskan peningkatan kualitas pendidikan merupakan tanggung jawab pemerintah daerah, terutama pada jenjang SD dan SMP. Banyak tenaga pendidik di Buru Selatan belum bergelar sarjana sehingga belum dapat mengikuti sertifikasi profesi guru. Program RPL menjadi solusi untuk mempercepat peningkatan kualifikasi melalui pengakuan pengalaman kerja dan pelatihan sebelumnya.
Komitmen Bersama Tingkatkan Mutu Pendidikan
Ketua Pengelola RPL FKIP Unpatti, Prof. Dr. Ali Awan, M.Kes., mengatakan kerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Buru Selatan merupakan komitmen bersama memperkuat mutu pendidikan. Dosen-dosen berkompeten, termasuk guru besar dan doktor, akan memberikan materi terkait literasi generasi, kurikulum, dan pembelajaran bermakna.
Ia menjelaskan terdapat 222 mahasiswa RPL yang tersebar pada enam program studi, yakni Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Bimbingan Konseling, Pendidikan Ekonomi, Pendidikan Biologi, Pendidikan Fisika, dan Penjaskes. Berdasarkan asesmen, mayoritas mahasiswa hanya perlu menempuh 40–60 SKS dan diproyeksikan menyelesaikan studi dalam waktu maksimal dua tahun.
“Pembelajaran dapat dilakukan secara luring maupun daring dengan jumlah pertemuan 12 hingga 16 kali per mata kuliah,” katanya.
SDM Tetap Prioritas Meski Anggaran Terbatas
Wakil Bupati Buru Selatan, Gerson Eliaser Selsily, saat membuka kegiatan secara resmi menegaskan bahwa program RPL merupakan langkah strategis pemerintah daerah dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia, meski dalam dua tahun terakhir daerah tersebut menghadapi efisiensi anggaran akibat pemotongan transfer pusat.
“Walaupun terjadi pemotongan anggaran, peningkatan sumber daya manusia tetap menjadi prioritas kami. Investasi terbaik daerah adalah investasi pada manusia,” ujarnya.
Ia menambahkan kerjasama dengan Unpatti tidak hanya di bidang pendidikan, tetapi juga meliputi pengajaran, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Pemerintah daerah juga telah menandatangani sejumlah perjanjian kerjasama, termasuk dengan Fakultas Kedokteran.
“Kami terus berupaya meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ASN, tenaga pendidik, dan aparatur desa agar mampu memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat,” tambahnya.
Harapan dan Tindak Lanjut
Melalui kegiatan Monev ini, pemerintah daerah dan Unpatti berharap dapat menghasilkan rekomendasi bagi peningkatan mutu pembelajaran, khususnya bagi mahasiswa RPL yang sedang menyelesaikan studi. Program ini juga diharapkan membuka peluang bagi gelombang peserta RPL berikutnya dari berbagai sektor pemerintahan di Kabupaten Buru Selatan.(LM-03)











Discussion about this post