Lensa Maluku,- Warga Petuanan Leisela, Kabupaten Buru menjalani prosesi adat Tanate, dimana hasil bumi perkebunan dan pertanian warga disisihkan pula untuk dihantarkan kepada Raja.
Disela-sela prosesi adat tersebut, sejumlah tokoh adat angkat bicara akan bersatu mendukung Raja Petuanan Leisela, Abdul Aziz Hentihu, guna menang di pilkada 27 Nopember nanti.
Wartawan media ini melaporkan dari Namlea, semua prosesi adat Tanate itu berlangsung di kota Petuanan Leisela, Wamlana.
Warga dari desa-desa pedalaman ada yang telah turun sejak sehari sebelumnya sambil membawa hantaran hasil bumi berupa keladi, ubi jalar, kacang tanah dan lain-lain.
Prosesi adat yang berlangsung pada Kamis (12/9/2024) itu dimulai dari rumah Hinolong.
Tidak seperti tahun – tahun sebelumnya saat berlangsung prosesi adat Tanate, dalam lpertemuan para tokoh adat guna membawa hasil bumi dari warga ke Baileo yang telah ditunggu oleh Raja, Aziz Hentihu dan Wakil Raja, Arief Hentihu, sejumlah petinggi adat sempat buka suara soal raja mereka yang bakal maju di pilkada nanti.
Lebih dari 20 tahun Kabupaten Buru mekar dan lepas dari Kabupaten Maluku Tengah, baru kali ini ada anak adat Bupolo yang menyandang jabatan Raja Petuanan maju sebagai calon bupati.
Untuk itu, semua sepakat bersatu bersama seluruh warga adat di Petuanan Leisela guna memenangkan raja mereka di pilkada nanti.
“Ada Katong pung Raja pa Aziz juga maju di Pilkada , maka Katong harus menangkan beliau di pilkada nanti,” tegas Kepala Soa, Kifli Nustelu, di hadapan para wartawan.
Dalam prosesi adat Tanate kali ini tidak terlihat ada pejabat dari Pemerintah Kabupaten yang hadir. Beda dengan tahun sebelumnya yang selalu dihadiri para pejabat.
Walau demikian, sejumlah anggota DPRD Kabupaten Buru dan anggota DPRD terpilih yang turut hadir di sana.
Anggota DPRD Buru yang juga salah satu tokoh adat Waelua dari Petuanan Kaiely, Arifin Latbual di sela-sela proses adat tersebut, di hadapan warga adat Leisela juga turut menitip pesan kepada seluruh warga adat dari Leisela, Tagalisa, Liliyali dan Kaiely agar bergandengan tangan menghantar Aziz Hentihu terpilih menjadi Bupati Buru pada tanggal 27 Nopember nanti.
Tidak bermaksud kampanye, karena belum masuk di musim kampanye, di hadapan warga yang hadir Arifin menegaskan, hasil survei tiga lembaga, yakni LSI, SDI dan Viu Data Indopoling Network, semuanya menyatakan Aziz Hentihu akan menang pilkada Buru.
Posisi Aziz paling tertinggi dari para kandidat bupati yang lain, baik Muhammad Daniel Rigan (MDR), Amustofa Besan dan Ikram Umasugi.
Sebagai anak adat, Arifin juga yakin sungguh , kalau Aziz Hentihu yang bakal menang pilkada nanti.
Karena itu, rakyat dihimbau agar memilih Aziz Hentihu dari pada pilih yang kalah. “Beta menyampaikan ini karena sebagai anak adat katong yakin akan menang,”tandas Arifin.
Menyuarakan aspirasi anak-anak muda adat , Arifin juga lantang bersuara, kalau warga adat punya keinginan yang sama agar Buru ke depan akan lebih baik.
“Rakyat harus sejahtera, pendidikan harus lebih baik, kesehatan harus baik, semua harus baik,”tandas Arifin.
Mengakhiri sambutannya, Arifin kembali mengajak semua warga adat untuk bersama-sama bergandengan tangan menatap masa depan guna menuju ke depan dengan memenangkan tokoh pemangku adat sebagai bupati.
Mengutip isi salah satu ayat dalam Alquran, Arifin
mengingatkan kepada warga adat bahwa Allah tidak akan merubah nasib satu kaum, melainkan kaum itu mampu merubah nasibnya sendiri.
Dia juga turut menghimbau kepada semua pihak agar jangan memfitnah, saling menjatuhkan.”,Mari Katong pilih yang sudah pasti menang yaitu Bung Aziz,” seruhkan Arifin.
Sedangkan Raja Petuanan Leisela, Aziz Hentihu di proses adat Tanate, mengatakan kalau prosesi adat itu sudah ada sejak jaman dahulu kalah yang diwariskan para leluhur kepada anak cucu dan masih terpelihara sampai saat ini.
“Ini menandakan bahwa adat istiadat budaya, ikatan kasih sayang kita,tetap tumbuh, tetap maju, hingga saat ini,”tanggap Aziz.
Kata Aziz, prosesi adat Tanate dari jaman moyang-moyang ini, bermakna ikatan kasih sayang, ada makna tanggung jawab dalam wewenang adat, ada makna ke Adilan bagi semuanya.
“Disaat menanam, dan disaat pelaksanaan panen, pertama kali di laksanakan adat Tanate. Tanate ini Kita juga patut menyampaikan Alhamdulillah syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa,”ucap Aziz.
Aziz optimis kalau Tanate sebagai ikatan kasih sayang akan selalu terpelihara , sehingga akan dilanjutkan para anak cucu di masa depan.
Sebagai Jou Leisela yang berperan sebagai pengayom warga adat di Petuanan Leisela , Aziz tegaskan akan memikul tanggungjawab sebagai pemangku adat . Dengan tanggungjawab inilah semua saling melengkapi, susah dan senang selalu hidup bersama.
Pada bagian lain sambutannya, Aziz juga membuka data statistik soal angka kemiskinan di daerah itu yang masih berada di posisi tinggi 14 persen dan banyak dialami warga adat di desa-desa pedalaman dari pada di desa-desa pesisir.
“Kemiskinan itu terbanyak di pelosok pelosok negeri adat,”jelasnya.
Saat masih menjadi anggota DPRD Buru dan juga anggota DPRD Maluku, diakuinya, ia belum dapat berbuat banyak guna meningkatkan rasa keadilan bagi warga adatnya.
Untuk itu, kali ini ia termotivasi maju sebagai calon Bupati Buru guna terpilih nantinya, sehingga dapat terus berupaya meningkatkan keadilan dalam pembangunan di daerah itu.
Keadilan pembangunan yang belum merata di pelosok pedalaman yang harus terus ditingkatkan yakni di bidang pendidikan, kesehatan dan lain-lain.
Saya mohon dukungan dan doa dari semua rekan rekan dewan, tokoh tokoh adat, dan seluruh stakeholder kiranya dapat memberikan dukungan dan doa agar cita cita mulia ini dapat tercapai,”demikian Aziz.(LM-04)
Discussion about this post