Lensa Maluku,- Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Buru Selatan (Bursel) Dan pihak Polres Bursel merazia tempat-tempat yang diduga menjadi tempat penimbunan bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertamax, Pertalite dan minyak tanah Sabtu (13/7).
Penimbunan ini terjadi akibat terputusnya jalan lintas Namrole- Namlea akibat hujan deras dan angin kencang pekan kemarin.
Akibat hal itu, Warga masyarakat di Kecamatan Namrole, Bursel Maluku mengeluhkan kelangkaan BBM yang sudah berlangsung hingga hampir dua pekan terakhir.
Merespon hal tersebut, Satpol PP dan pihak polres dibawah komando Kasat Reskrim, Iptu Yefta Marson Masala menyisir semua tempat penjualan bensin eceran untuk mengecek stok mereka.
Jika ditemukan ada penimbunan, Satpol PP dan pihak Polres akan menyita langsung BBM tersebut untuk dijual dengan harga murah kepada masyarakat.
Kepala Satpol PP Kabupaten Bursel, Samad Soel ditemui di sela-sela razia mengaku diduga ada sejumlah pengecer yang menimbun BBM untuk meraup keuntungan secara sepihak.
“Setelah dilakukan Razia kami menemukan BBM Jenis Pertalite dan Pertamax dan Minyak tanah di tingkat pengecer yang sengaja disimpan namun tidak banyak, razia kemarin diduga telah bocor sehingga banyak pengecer yang main kucing – kucingan terhadap stok minyak yang disimpan,” jelas Soel.
“BBM yang disita Satpol PP ditingkat pengecer kemudian diamankan dikantor Satpol PP Bursel, kemudian dipanggil pemiliknya dan langsung dijual dengan harga normal, kemarin yang disita kebanyak BBM Jenis Mitan sekitar 600 Liter Lebih. Sementara BMM Jenis Pertalite/Pertamax sekitar 80 liter. Saya menduga aksi Razia oleh Pihak satpol PP dan Polres telah bocor,” tuturnya.
Kasat Satpol PP, Samad Soel menyampaikan pihaknya akan melakukan Razia ulang ditingkat pengecer untuk memastikan tidak ada lagi penimbunan BMM di Namrole dan sekitarnya.
Ia mengemukakan hampir Dua pekan tidak hanya pasokan bensin di tingkat pedagang pengecer yang habis, namun beberapa layanan APMS yang beroperasi di Kecamatan Namrole mengalami kehabisan stok BBM juga.
Kondisi kelangkaan ini, telah membuat pengecer yang menimbun BBM menaikan harga harga yang tinggi kepada Masyarakat.
Harga bensin di tingkat pengecer mengalami kenaikan secara drastis dari semula Rp15.000/17.000 per liter menjadi 25.000 hingga 30.000 perliter. Harga minyak tanah 6000 per liter menjadi 15.000 per liter, itupun untung-untung warga bisa dapat karena dijual secera sembunyi – sembunyi.
Tampak warga mengeluh karena pedagang pengecer secara sewenang-wenang menaikkan harga bensin secara drastis, meskipun warga tetap membelinya karena tidak memiliki pilihan lain.(LM-03)
Discussion about this post