Lensa Maluku, – Semangat kebersamaan dan kepedulian terhadap lingkungan, khususnya tempat ibadah, ditunjukkan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas III Wahai melalui bakti sosial yang melibatkan petugas, Warga Binaan, dan masyarakat setempat, Kamis (13/11).
Aksi gotong royong ini tidak hanya menciptakan lingkungan ibadah yang bersih dan nyaman, tetapi juga menjadi bagian penting dari program pembinaan dan reintegrasi sosial bagi Warga Binaan.
Kegiatan yang dilaksanakan di Musala ‘Jabal-Nur’ Tanah Abang dan Balai Kerohanian (BK) Kristen ‘Anugerah’ Batu Kapira ini dipimpin langsung oleh Kepala Lapas Wahai, Tersih Victor Noya. Dengan peralatan kebersihan, para petugas Lapas dan Warga Binaan bahu-membahu membersihkan area dalam dan luar rumah ibadah, mulai dari ruang salat/doa, tempat wudu, kamar mandi, halaman, hingga saluran air di sekitarnya, termasuk di gereja.
Menurut Tersih, kegiatan ini merupakan implementasi dari program pembinaan bagi Warga Binaan sekaligus menumbuhkan rasa tanggung jawab dan kepedulian terhadap fasilitas peribadatan. “Ini adalah upaya pemulihan hubungan hidup, kehidupan, dan penghidupan Warga Binaan dengan masyarakat,” terangnya.
Partisipasi aktif Warga Binaan dalam kegiatan ini mendapat sambutan positif dari pengurus rumah ibadah dan masyarakat sekitar. Mereka mengapresiasi inisiatif Lapas yang membuka kesempatan bagi Warga Binaan untuk berkontribusi langsung kepada masyarakat sekaligus berterima kasih atas bantuan alat-alat kebersihan yang diberikan Lapas Wahai.
Di Musala Jabal-Nur, Ketua RT 10 Malaku, La Anedje, menyampaikan terima kasihnya kepada pihak Lapas. “Alhamdulillah, kebetulan tanggal 30 November mendatang kami akan melaksanakan kegiatan khatam massal sehingga gotong royong ini sangat membantu kami. Semoga Lapas Wahai selalu diberi keberkahan dari Allah SWT,” ungkapnya.
Senada, Musa Elake dari BK Anugerah, menyampaikan rasa syukurnya. “Terima kasih kepada Lapas Wahai yang sudah membantu keberhasihan lingkungan gereja sehubungan dengan perayaan Natal bulan Desember mendatang. Semoga tuhan memberkati kita semua,” harapnya.
Di tempat berbeda, Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Maluku, Ricky Dwi Biantoro, kembali memberikan apresiasinya. “Meskipun donor darah yang menjadi agenda ‘Pekan Imipas Peduli’ tidak dapat dilaksanakan di Lapas Wahai karena tidak ada kantor Palang Merah Indonesia di sana, namun subtitusi aksi sosial ini tentu kami apresiasi sebagai komitmen jajaran sekaligus mewujudkan Pemasyarakatan yang bermanfaat untuk masyarakat,” pujinya.
Melalui kegiatan semacam ini, diharapkan stigma negatif terhadap Warga Binaan terkikis dan proses kembalinya mereka ke tengah masyarakat pasca menjalani masa pidana berjalan lancar. Kebersihan fisik tempat ibadah yang tercipta juga mencerminkan penghormatan terhadap aktivitas spiritual dan kenyamanan beribadah bagi jamaah.
Aksi bersih-bersih ini menjadi bukti Lapas Wahai tidak hanya berfungsi sebagai tempat menjalani pidana, tetapi juga sebagai pusat pembinaan yang mempersiapkan Warga Binaannya untuk menjadi individu yang lebih baik dan bermanfaat bagi lingkungan sekitarnya.
Kontributor: Lapas Wahai











Discussion about this post