Lensa Maluku, — Semangat kemandirian dan produktivitas terus tumbuh di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas III Wahai. Kali ini, Warga Binaan kembali menunjukkan hasil nyata dari program pembinaan kemandirian dengan berhasil memanen pare hasil budidaya sebanyak 40 buah atau 12 kilogram di lahan pertanian Lapas, Senin (13/10).
Panen pare tersebut merupakan program pembinaan pertanian yang secara rutin digalakkan petugas pembinaan bersama Warga Binaan sebagai wujud penerapan nilai kerja keras, tanggung jawab, dan kemandirian. Tanaman pare yang tumbuh subur di lahan Lapas menjadi simbol nyata keberhasilan pembinaan yang berorientasi pada pemberdayaan dan persiapan reintegrasi sosial Warga Binaan menjelang kembali ke masyarakat.
Kepala Lapas Wahai, Tersih Victor Noya, menyampaikan apresiasi atas semangat Warga Binaan yang telah bekerja dengan tekun hingga menghasilkan panen melimpah. “Panen ini bukan sekadar hasil pertanian, tetapi hasil dari kerja keras dan perubahan sikap. Kami ingin membuktikan di balik jeruji besi, Warga Binaan tetap bisa produktif dan bermanfaat. Semangat seperti inilah yang terus kami tanamkan dalam setiap kegiatan pembinaan,” ujarnya.
Usai panen pare, Tersih berkeliling meninjau kebun jagung yang berada di area pertanian Lapas. Kebun jagung tersebut kini menunjukkan hasil yang memuaskan dan diperkirakan siap dipanen pada pekan mendatang. Dalam peninjauan itu, ia memastikan seluruh proses pemeliharaan tanaman dilakukan dengan baik sebagai bentuk keberlanjutan dari program pembinaan pertanian yang digalakkan di Lapas Wahai.
“Kami ingin memastikan setiap lahan pertanian di Lapas ini terus produktif. Jagung yang akan segera panen ini juga menjadi bukti nyata pembinaan kemandirian berjalan dengan konsisten dan berkesinambungan,” tambah Tersih.
Sementara itu, Kepala Subseksi Pembinaan, Merpaty S. Mouw, menambahkan keberhasilan panen terus menerus merupakan bukti nyata dari konsistensi pelaksanaan program pembinaan kemandirian. “Kami selalu berupaya agar setiap Warga Binaan tidak hanya menjalani masa pidana, tetapi juga mendapatkan bekal keterampilan yang berguna setelah bebas nanti. Melalui pembinaan pertanian seperti ini, mereka belajar kerja sama, disiplin, dan mandiri,” tuturnya.
Di tempat berbeda, Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Maluku, Ricky Dwi Biantoro, turut memberikan apresiasi atas capaian Lapas Wahai yang terus menunjukkan inovasi dalam pelaksanaan program pembinaan. “Panen hari ini dan pekan depan mencerminkan keberhasilan pembinaan yang terintegrasi antara pembinaan kepribadian, kemandirian, dan keamanan. Artinya, Warga Binaan mampu bekerja sama dengan baik dan telah mengubah sikap dan perilaku, serta memiliki keterampilan produktif yang positif yang secara bersamaan menciptakan lingkungan yang lebih aman dan terkendali,” jelasnya.
Hasil panen pare tersebut rencananya akan dimanfaatkan untuk kebutuhan dapur Lapas, sementara sebagian lainnya akan dijual untuk mendukung kegiatan pembinaan kemandirian lainnya. Diharapkannya, Lapas Wahai terus konsisten dan meningkatkan program pembinaan humanis, sejalan dengan arah kebijakan Direktorat Jenderal Pemasyarakatan serta 13 Program Akselerasi Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, Agus Andrianto.(LM-05)
Discussion about this post