Lensa Maluku,- Bupati Buru Selatan (Bursel) Hj. Safitri Malik Soulisa tampil sebagai pemateri dalam Forum Training Latihan Khusus Kekohatian (LKK) Tingkat Nasional HMI Cabang Ambon
Kegiatan tersebut berlangsung Minggu (19/03/2023), di Balai Diklat Pertanian Provinsi Maluku.
Kegiatan ini bertujuan untuk mendorong minat berorganisasi dari Kohati agar lebih aktif lagi dan mampu meningkatkan kualitas diri sebagai perempuan.
Saat menyampaikan materi, “Bias Gender dalam pengambilan kebijakan politik di Parlemen”, Bupati Safitri mengatakan keterlibatan perempuan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara tentunya sangat penting.
Iya mengatakan peranan perempuan saat ini sangat luar biasa dalam berbagai aspek kehidupan manusia.
Dalam dunia politik, posisi perempuan menurut Safitri sangat strategis dalam pembangunan politik. Keikutsertaan perempuan mendesain strategi dan kebijakan politik dalam pemenangan pemilu tak bisa dipandang sebelah mata.
Bupati Perempuan Pertama di Maluku ini menyampaikan angka keterwakilan perempuan dalam kancah politik saat ini terus meningkat. Terutama di tingkat pusat, daerah dan kabupaten/kota. Bahkan sejumlah Bupati, Gubernur dan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) saat ini adalah seorang perempuan
Srikandi PDIP Maluku ini meyakini masih ada faktor penting yang belum maksimal terealisasi dalam mencapai kuota 30 persen keterwakilan perempuan, yaitu dukungan sesama perempuan.
Dia menegaskan, penting bagi seluruh perempuan di seluruh Indonesia, terkhusus di Maluku, kalau saja sesama perempuan saling mendukung, saling memotivasi, saling menginspirasi, saya yakin kuota 30 persen keterwakilan perempuan dalam politik itu akan bisa tercapai.
Safitri menambahkan hasil survei Bank Dunia menyatakan saat ini perempuan dan laki-laki memiliki kesempatan yang sama untuk aktif secara politik dan membuat berbagai keputusan serta kebijakan.
Hasilnya akan muncul kebijakan-kebijakan yang lebih representatif dan inklusif untuk mencapai pembangunan yang lebih baik Daerah, Provinsi dan Pusat.
Kata Safitri, kuota keterwakilan perempuan tidak akan efektif jika pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan politik serta kesetaraan gender perempuan masih minim.
Seluruh pihak perlu bahu-membahu membuka ruang seluas-luasnya, bukan hanya kesempatan bagi perempuan untuk terlibat, namun juga memperoleh pengetahuan, memperluas pemahaman, dan meningkatkan keterampilan politiknya.
Sehingga kelak ketika mereka duduk di kursi-kursi kekuasaan akan lahir kebijakan-kebijakan yang lebih responsif, inklusif dan humanis.
Di lain sisi, Kata Safitri kepemimpinan perempuan dalam posisi-posisi strategis di parlemen masih kurang. Peran partai politik dipusat hingga daerah untuk mendukung hal ini.
“Saat ini posisi perempuan juga berhak dianggap sebagai kompetitor yang tangguh bagi laki-laki. Perempuan juga bukan hanya sebagai support system dibelakang laki-laki, tetapi perempuan juga dapat dijadikan sebagai partner yang solid dan dapat diajak bekerja sama,”tandas Safitri.
Sebagai penutup safitri mengajak adik- adik Kohati HMI Cabang Ambon untuk aktif dalam kegiatan – kegiatan organisasi guna peningkatan kemampuan sebagai perempuan hebat bukan saja di organiasi namun di kanca politik.(LM-03)
Discussion about this post