Lensa Maluku,- Pernyataan mantan ketua DPRD Buru Selatan, Zainuddin Booy soal kai-wait pada saat debat kandidat sangatlah tidak tepat.
Konteks Kai-Wait yang dipahami secara sosiologis itu artinya Ade deng Kaka, bukan pengertiannya spritual sebagaimana yang disampaikan oleh ZB.
Pernyataan ZB ini berkaitan dengan pertanyaan Ibu Safitri Malik Soulisa sebagai Calon Bupati dari paslon nomor urut 3 soal geostrategi dan geopolitik dalam konteks kai-wait pada sesi tanya jawab berlangsung.
Pertanyaan Ibu Safitri ini dalam kerangka mempertegas makna filosofi dari kai-wait yang harus dikorelasikan dengan konfigurasi pasangan Calon Bupati dan wakil Bupati yang seharusnya diwakili oleh dua komunitas agama yang ada di Buru Selatan.
Keterwakilan dua komunitas ini dalam bentuk konfigurasi pasangan calon sejatinya telah merefleksikan esensi dari pengertian kai-wait itu sendiri.
Menurut saya, penjelasan ZB yang keluar dari makna filosofi kai-wait bisa dibaca sebagai kegagalan dirinya dalam memahami konteks keberagaman Masyarakat Buru Selatan yang terbilang heterogen. (LM-02)
Discussion about this post