Lensa Maluku, – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas III Wahai kedatangan tim pastoral dari Gereja Protestan Maluku (GPM) Jemaat Bethsan Wahai, Rabu (12/11). Kunjungan ini merupakan program triwulan untuk menjangkau dan memberdayakan Warga Binaan Kristiani di Lapas.
Sebagai misi pelayanan dan dukungan psikososial, rombongan pastoral yang dipimpin oleh Pendeta Elchris Latuny disambut langsung oleh Kepala Lapas Wahai, Tersih Victor Noya dan jajaran. Dalam pertemuan yang berlangsung hangat di Gereja Ebenhaezer Lapas itu, fokus utama kunjungan adalah memberikan pelayanan spiritual, termasuk ibadah bersama dan sesi konseling.
Tersih mengapresiasi kerja sama yang terjalin. Ia menilai program pembinaan mental dan spiritual adalah pilar utama dalam Pemasyarakatan.
“Kami berterima kasih kepada Tim Pastoral GPM Bethsan atas kontribusi nyata dalam membantu menciptakan suasana Lapas yang kondusif dan Warga Binaan yang berkarakter dan beriman. Semoga tuhan memberkati kita semua,” harap Tersih.
Senada, Pendeta Elchris mengatakan kegiatan tersebut sangat penting bagi pertumbuhan iman. “Kami datang bukan untuk menghakimi, tetapi untuk membawa pesan harapan dan kasih. Setiap individu berhak mendapatkan kesempatan kedua dan pembinaan rohani adalah kunci dalam proses rehabilitasi Warga Binaan,” ujarnya.
Pada kesempatan itu, 10 Warga Binaan khusyuk mengikuti setiap sesi. Banyak dari Warga Binaan yang memanfaatkan momen itu untuk mencurahkan isi hati dan memohon bimbingan.
Salah satu Warga Binaan, MH, mengungkapkan rasa terima kasihnya. “Kunjungan seperti ini sangat berarti. Di sini kami sering merasa sendiri, tetapi bimbingan rohani ini menguatkan kami. Ini membantu kami untuk melihat masa depan dan berkomitmen untuk menjadi pribadi yang lebih baik setelah bebas nanti,” ungkapnya.
Kunjungan pastoral itu diharapkan menjadi penyemangat bagi Warga Binaan Kristiani di Lapas Wahai dalam menjalani masa pembinaan di pengujung tahun 2025 serta mengawali tahun berikutnya dengan iman dan pengharapan. Ini juga menegaskan Warga Binaan tidak dilupakan oleh masyarakat sekaligus menjadi bekal penting bagi mereka saat kembali berintegrasi dengan lingkungan sosial.(LM-05)











Discussion about this post