Lensa Maluku, – ORMAT melalui anak perusahaannya, PT Wapsalit Geothermal Power (PT WGP) akan membangun Pembangkit listrik tenaga panas bumi berdaya 20 Mega Watt (MW) di Desa Wapsalit, Kecamatan Lolongquba, Kabupaten Buru, Maluku.
Hal itu dijelaskan, Presiden Direktur PT WGP, Remi Hariamanda saat menyampaikan rencana ekplorasi dan eksploitasi proyek pembangunan pembangkit listrik Panas Bumi 20 MW, yang berlangsung di Hotel Kanawa, Namlea, tadi siang hingga Rabu sore (29/10/2025).
Turut hadir dalam kegiatan sosialisasi itu, Asisten I Propinsi Maluku, Dr Djalaludin Salampessy mewakili Gubernur Maluku, Hendrik Lewerissa.
Sementara itu, Djalaludin dalam sambutannya mengatakan, kalau sebentar lagi akan diwujud nyatakan pembangunan pembangkit listrik panas bumi 20 MW di Wapsalit.
Di hadapan tamu undangan yang hadir, Djalaludin menyampaikan pesan-pesan gubernur agar masyarakat dapat menerima proyek strategis nasional itu untuk kebaikan hari ini dan masa depan generasi berikutnya dengan pemanfaatan energi terbarukan panad bumi untuk pembangkit listrik.
Secara khusus kepada pimpinan OPD, para camat, tokoh masyarakat, tokoh adat, OKP yang hadir dalam kegiatan sosialisasi itu, Djalaludin berpesan, agar meneruskan sosialisasi proyek pembangkit listrik panas bumi ini sampai ke masyarakat di lapisan yang paling bawah.
“Pak Gubernur menitipkan kepada kita semua jaga sistim, dari sistim birokrasi, adat istiadat, dan dinamika sosial kemasyarakatan , sehingga semua memiki pemanfaatan. Kalau sedikit terganggu , maka akan bisa memberikan dampak buruk terhadap keberlanjutan dari proyek ini, ” pesan gubernur sebagaimana disampaikan Djalaludin.
Sedangkan Remi dalam kesempatan sosialisasi itu lebih jauh mrnjelaskan, kalau pada saat kegiatan eksplorasi tahun 2023 lalu, PT WGP telah melakukan penggalian dua sumur bor sedalam 2000 meter dari permukaan tanah dan ditemukan potensial energi panas bumi untuk pembangkit listrik berdaya 40 MW.
Hasil eksplorasi itu telah dilaporkan ke Kementrian ESDM tahun 2024 lalu. Potensi panas bumi itu juga telah dilelang oleh negara di Bulan Maret tahun 2025 dan PT WGP ditunjuk sebagai pemenang.
Secara sekilas, Remi juga menyentil induk perusahan ORMAT berdiri sejak tahun 1965 lalu berkedudukan di Rino, Nevada, Amerika yang khusus bergerak di bidang pembangkit listrik energi panas bumi yang telah beroperasi di banyak negara, termasuk di Amerika, Afrika, hingga Australia dan Indonesia.
“Di Indonesia, kita ada di Sarulang, Sumatera Utara lalu fi Jawa Timur, kemari sudah beroperasi. Kita sekarang ada tiga konsesi lagi di Indonesia, di Wapsalit, Pulau Buru, kemudian di Bitung, Sulawesi Utara, satu lagi di Sulawesi Selatan, ” jelas Remi.
Remi optimis tiga konsesi baru di Indonesia ini akan berjalan lancar untuk penyediaan listrik di tanah air, dan Pulau Buru khususnya dari energi panas bumi Wapsalit.
Remi juga me jelaskan teknologi yang dipakai PT WGP adalah teklonogi energi panas bumi dan teknologi yang terbilang baru di Indonesia, dengan memanfaatkan air panas bumi yang temperaturnya dibawa 200 derajat celsius (DC) .
“Kalau temperatur 150 DC saja masih bisa diubah menjadi energi listrik. Kami sudah punya pengalaman panjang, hampir 3000 MW kita bangun di berbagai negara,”jelas Remi.
Remi ikut menyinggung keinginan dari Mentri ESDM, DR Bahlil Lahadia yang mengharapkan Proyek Strategis Nasional (PSN) ini rampung sebum tahun 2029.
Nantinya pembangkit listrik energi panas bumi itu akan dibeli oleh PT PLN sebesar 20 MW untuk menyuplask seluruh kebutuhan pelanggan perusahan milik negara itu. “Ini amanat pak Mentri PLN akan beli 20 MW, ” Jelas Remi.
Awalnya pihak PT PLN berkeberatan membeli listrik sebesar 20 MW, sebab kebutuhan pelanggan di Pulau Buru masih di kisaran 10 MW. “Dimananya ngak ada, kenapa kita beli 20 MW dari kalian, ” ujar Remi menirukan penolakan pejabat PT PLN.
Akhirnya PT WGP melakukan studi secara internal kebutuhan kelistrikan di Pulau Buru mrliputi Kabupaten Buru dan Kabupaten Buru Selatan.
Hasil studi, PT PLN dengan memakai PLTD, biayanya yang dikeluarkan PT PLN se Pulau Buru mencapai 500 miliar rupiah per tahun.
Tetapi kalau PT PLN menggunakan pembangkit listrik panas bumi 20 MW, biaya per tahunnya hanya 250 miliar rupiah.
“Artinya dari kepentingan negara sudah safeting tengahnya, 250 miliar. Manfaat ini yang kami dorong ke pak Mentri (Bahlil, red) dan beliau oke sebelum turun jabatan proyek ini selesai. Ini amanat dari pak Mentri 20 MW harus beroperasi tahun 2028,” tutur Remi.
Remi juga mengungkap, pembiayaan ekploitasi dan pembangunan pembangkit listrik panas bumi oleh PT WGP selama 35 tahun dendam pemerintah melalui Kementrian ESDM.
Tanpa menyebut besaran investasi tersebut, Remi paparkan, kalau seluruh pembiayaan melalui anak BUMN di bawah Kementrian Keuangan, PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) yang bekerjasama dengan Bank Dunia, Word Bank.
“Mungkin ini pembiayaan proyek dari Word Bank yang pertama di Indonesia . Mudah-mudahan terealisasi dan ini masih fiasadrmrn eh teman – teman dari PT SMI, ” aku Remi. (LM-05)











Discussion about this post