Lensa Maluku, – Suasana Natal yang penuh sukacita dan damai sejahtera turut dirasakan oleh Warga Binaan kristiani di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas III Wahai yang mengikuti Ibadah Natal Nasional Bersama yang diselenggarakan secara virtual, menghubungkan seluruh Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pemasyarakatan di Indonesia, Rabu, (24/12) malam.
Kegiatan yang diinisiasi oleh Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjenpas) bekerja sama dengan Yayasan Pelayanan Kasih Bethesda (YPKB) ini berlangsung khidmat di Gereja Ebenhaezer Lapas. Meskipun terpisah secara fisik dari keluarga dan jemaat gereja masing-masing, momen kebersamaan secara virtual ini berhasil memancarkan kehangatan perayaan Natal.
Para Warga Binaan terlihat antusias mengikuti setiap rangkaian acara, mulai dari puji-pujian, penyalaan lilin, hingga mendengarkan khotbah Natal yang disampaikan secara daring. Tema Natal tahun ini, yakni “Kasih Natal: Tuhan Jadi Manusia”, diharapkan dapat membawa kehidupan yang berkelimpahan dan penuh harapan bagi seluruh Warga Binaan.
Salah satu Warga Binaan, AK, mengungkapkan perasaannya dengan mengatakan bahwa momen Natal di balik penjara justru menjadi refleksi mendalam untuk memperbaiki diri. “Kegiatan ini sangat berarti. Ini adalah pengingat bahwa kami tidak sendirian dan masih ada harapan untuk pemulihan,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Lapas Wahai, Tersih Victor Noya, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari upaya pemenuhan hak Warga Binaan dalam menjalankan ibadah sesuai keyakinan yang menjadi semangat pembinaan dan refleksi diri. “Melalui ibadah virtual ini, kami ingin memastikan bahwa hak spiritual Warga Binaan tetap terpenuhi, sekaligus memotivasi mereka untuk merefleksikan diri dan menjadi pribadi yang lebih baik lagi di masa mendatang,” ujar Tersih.
Perayaan Natal secara virtual ini juga menjadi simbol perhatian negara terhadap pembinaan kepribadian dan penguatan spiritual bagi Warga Binaan. Momen ibadah Natal bersama tersebut tidak hanya memberikan hiburan rohani, tetapi juga mempererat rasa persaudaraan di antara Warga Binaan serta Petugas Pemasyarakatan seluruh Indonesia yang menunjukkan bahwa kasih Natal dapat menembus batasan ruang dan waktu.
Menanggapi pelaksanaan ibadah virtual ini, Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Ditjenpas Maluku, Ricky Dwi Biantoro menyampaikan apresiasi yang tinggi. Ia menekankan bahwa kegiatan ini sangat penting dalam aspek pembinaan kepribadian. “Perayaan Natal, baik secara langsung maupun virtual, merupakan bagian fundamental dari pembinaan spiritual Warga Binaan. Jajaran pengamanan agar tetap melakukan pengawasan melekat agar pelaksanaan ibadah dapat berjalan aman dan tertib,” ujar Ricky.
Ia menambahkan, melalui kegiatan keagamaan ini, diharapkan para Warga Binaan dapat memaknai kembali arti kasih dan pengampunan, yang esensial dalam proses pemulihan diri. “Semoga semangat Natal ini membangkitkan harapan baru dan memotivasi mereka untuk menjadi pribadi yang lebih baik, agen perubahan positif saat kembali ke masyarakat nanti,” pungkas Kakanwil.
Keikutsertaan pelaksanaan ibadah secara virtual ini juga menunjukkan komitmen Lapas Wahai dalam memastikan hak-hak Warga Binaan terpenuhi, sekaligus menjaga keamanan dan ketertiban di dalam Lapas selama masa perayaan hari besar keagamaan.(LM-05)














Discussion about this post