Lensa Maluku, – Alami dampak ekonomi yang luar biasa akibat kebijakan pemerintah daerah Buru Selatan (Bursel) menutup jalur masuk lintas darat Namrole – Namlea, pulau buru.
Komunitas Angkutan Lintas Selatan (KALIS) di bursel melakukan hering bersama DPRD berlangsung di kediaman Wakil Ketua DPRD bursel, La hamidi pada Senin (20/4/2020).
Hadir dalam pertemuan itu, selain Wakil Ketua DPRD, turut hadir juga Anggota DPRD lainnya yaitu Ridwan Nurdin (Nasdem), Dominggus Lesnussa (Perindo), Moksen Soulisa (Gerindra), Asriyadi Tomia (Golkar), Ismail Loilatu (Demokrat), La Ode Ariudin dan Sadam Hasan Kadatua (PPP)
Dalam hering bersama DPRD tersebut, pekerja harian lepas khususnya di sektor transportasi darat ini meminta dukungan DPRD dan Pemda Bursel untuk memberikan solusi/bantuan sosial kepada mereka.
“Para supir angkutan lintas selatan ini kehilangan pendapatannya akibat kebijakan social distancing atau penutupan jalur lintas Namrole – Namlea oleh pemerintah daerah setempat,” kata para Supir lintas dalam pertemuan ini.
Menjawab aspirasi tersebut, Wakil Ketua DPRD Bursel, La hamidi bersama Anggota DPRD meminta agar Pemkab Bursel memberikan bantuan sosial bagi pekerja harian lepas seperti pengemudi angkutan umum lintas Namrole- Namlea ini, bukan saja mereka, Ojek pangkalan, buruh pelabuhan juga harus diperhatikan.
Menurut La hamidi, kebijakan pemerintah daerah bursel terkait pembatasan sosial, atau penutupan jalur darat lintas Namrole – Namlea, Jalur Laut Ambon – Namrole bagi penumpang disadari membawa dampak ekonomi kepada masyarakat kecil, khususnya pekerja harian lepas tersebut.
Untuk itu Wakil Ketua DPRD Bursel dari fraksi PAN ini meminta perhatian serius agar pemerintah daerah Bursel memberikan bantuan moril kepada buruh, pekerja harian dan masyarakat yang terdampak ekonomi karena pandemi Covid-19.
“Dukungan kepada sektor-sektor itu harus segera diberikan untuk mengurangi beban mereka. Tim Covid Bursel Jangan hanya menutup tapi tidak dibarengi pemberian bantuan perlindungan sosial (social safety) untuk mendukung kebijakan yang dibuat,” tuturnya.
Iya menyadari bahwa pemutusan penyebaran virus Covid-19 sangat penting dengan memperketat pintu- pintu masuk di Bursel, namun juga harus memikirkan kehidupan masyarakat kecil, hal ini tidak kalah penting.
Sementara itu, Ketua Komunitas Angkutan Lintas Selatan (KALIS), Berji Polnaya mengungkapkan, KALIS sebagai perintis Angkutan Antar kabupaten di pulau buru meminta agar penutupan jalur lintas di pertimbangkan kembali.
Kami dapat memahami situasi pandemi covid-19 di Maluku, khususnya di pulau buru saat ini, namun sebagai satu-satunya mata pencarian kami sebagai sopir lintas pulau buru, penutupan ini secara otomatis mematikan mata pencarian kami.
Saat ini tuntutan hidup semakin tinggi, apalagi bagi teman supir yang muslim, tengah dihadapkan datangnya bulan suci ramadhan yang sudah barang tentu membutuhkan biaya yg berkesinambungan.
Untuk itu ada baiknya pemda bursel tetap memperketat pintu masuk jalur darat Namrole- Namlea dengan menggunakan protap kesehatan yang berlaku, namun tidak menutup akses jalan. (LM -02)
Discussion about this post