Lensa Maluku, – Dalam pusaran waktu yang terus berputar, masyarakat adat Pelauw kembali menapaki jejak sakral leluhur dalam upacara agung “Ma’atenu Pakapita”—ritual kebesaran yang hanya diselenggarakan sekali dalam tiga tahun.
Pada hari suci itu, tanah Pelauw bergetar oleh irama tambur, seruan adat, dan denting parang yang diasah setajam keyakinan.
Ma’atenu Pakapita bukan sekadar pertunjukan kekebalan, melainkan perwujudan hubungan antara manusia dengan roh penjaga, antara keberanian dan kesucian.
Orang-orang Pelauw meyakini bahwa dalam tubuh mereka mengalir kekuatan yang diwariskan dari nenek moyang—suatu daya tersembunyi yang dapat bangkit bila dipanggil dengan hati yang suci dan niat yang teguh.
Ketika waktu tiba, kaum muda, para tua-tua, bahkan anak-anak, menyiapkan diri dengan penuh khidmat. Parang-parang mereka diasah hingga sangat tajam dan mengilap, bukan untuk menyakiti, melainkan untuk membuktikan keteguhan iman dan kemurnian jiwa.
Setelah segala persiapan selesai, mereka memasuki keadaan “Ka’a”, sebuah trance suci di mana kesadaran jasmani berpadu dengan kekuatan gaib yang melindungi.
Di tengah denting logam dan nyanyian roh, tubuh-tubuh itu menari dalam kekuatan tak terlihat. Parang yang digoreskan ke kulit tidak meninggalkan luka, besi menjadi majal, dan darah tak menetes setitik pun.
Inilah saat ketika dunia manusia dan dunia roh berpadu—meneguhkan keyakinan bahwa kekuatan sejati bukanlah pada tajamnya senjata, melainkan pada kemurnian hati yang menyatu dengan leluhur.
Ma’atenu Pakapita adalah pesan dari masa silam: bahwa keberanian, keimanan, dan kebersamaan adalah pusaka yang tak ternilai. Dalam setiap parang yang tak mampu melukai, tersimpan makna mendalam—bahwa manusia Pelauw berdiri teguh, kokoh dalam adat, dan terlindung oleh doa para leluhur.
Tanggal 06 November 2025, masyarakat Pelauw kembali menorehkan sejarah, menjaga api tradisi agar tak padam ditelan zaman. Ma’atenu Pakapita bukan sekadar ritual; ia adalah napas kehidupan, jantung budaya, dan lambang kebesaran jiwa orang Pelauw.(LM-04)











Discussion about this post