Lensa Maluku, – Tanggal 5 Juli 2025 menjadi penanda penting bagi Partai Bulan Bintang (PBB) di Kabupaten Buru. Musyawarah Cabang ke-VI bukan sekadar ajang pergantian kepengurusan, melainkan ruang strategis untuk menata langkah menuju Pemilu 2029.
Buru bukan hanya kantong suara. Ia adalah miniatur dinamika politik Maluku, tempat suara umat, keresahan masyarakat, dan harapan akan perubahan berkelindan dalam satu wadah. Di sinilah PBB harus menjawab tantangan zaman—dengan membuka diri terhadap regenerasi, merumuskan ulang strategi politik, dan meneguhkan kembali komitmen ideologis.
Tak bisa dimungkiri, performa politik PBB dalam beberapa tahun terakhir di Buru dan Maluku secara umum masih belum maksimal. Fragmentasi kekuatan, minimnya kader yang menonjol di panggung lokal, serta lemahnya mesin partai di akar rumput menjadi pekerjaan rumah yang mesti dijawab dalam forum muscab kali ini.
Pemilu 2029 masih jauh di depan mata, tapi fondasinya dibangun dari sekarang. Siapa pun yang terpilih memimpin DPC PBB Kabupaten Buru nanti, harus mampu menyusun langkah taktis yang membumi, bukan hanya elitis. Konsolidasi struktur partai, perekrutan kader muda, dan penguatan basis di desa-desa harus segera menjadi prioritas.
Lebih dari itu, PBB harus kembali hadir sebagai pembela umat dan rakyat kecil—bukan hanya saat kampanye, tapi sepanjang waktu. Sikap kritis terhadap kebijakan yang tidak berpihak pada rakyat, terutama dalam isu-isu lokal seperti tambang, pendidikan, dan kesejahteraan, adalah ladang perjuangan nyata yang menunggu digarap.
5 Juli bukan sekadar tanggal. Ia bisa menjadi titik balik. Bila dimaknai serius, Muscab ke-VI ini bisa mengubah wajah PBB di Buru. Tapi jika hanya dijadikan ajang formalitas dan transaksional kekuasaan, maka PBB akan kembali berjalan di tempat, bahkan mungkin ditinggalkan sejarah.
Kini saatnya berbenah. PBB harus kembali ke jalan perjuangan, dengan barisan baru yang segar, gagasan yang tajam, dan semangat yang membara.(LM-04)
Discussion about this post