Lensa Maluku, – Anggota DPRD Maluku Tengah dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Sukri Wailissa mengamuk dan merusak sejumlah fasilitas pemerintah saat berlangsungnya rapat pembahasan penanganan Covid-19 bersama tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Pemerintah Kabupaten Maluku Tengah.
Di tengah rapat, Sukri tiba-tiba melempar Mik, sejumlah dokumen dan membanting beberapa meja kursi.
Dia kesal karena Bupati Maluku Tengah Tuasikal Abua beberapa kali tak pernah hadir dalam pembahasan penanganan kasus virus corona. Peristiwa itu viral di media sosial.
Video berdurasi 3 menit, 36 detik itu memperlihatkan aksi Sukri saat rapat Kamis (30/4)
Sukri juga mengaku kesal karena menilai Pemkab Malteng tak serius menangani penyebaran wabah corona di daerah Maluku Tengah.
“Saudara Bupati tidak ikhlas dan menyampingkan masalah ini. Kalau saudara Bupati ikhlas pasti tidak mungkin langkah yang dilakukan seperti ini. Hari ini kita sudah melakukan pertemuan seperti ini sebanyak tiga kali. Tapi apa hasilnya dari pertemuan-pertemuan sebelumnya, buang-buang energi,” ujar Sukri.
Rapat yang dipimpin Wakil Ketua DPRD Maluku Tengah Kace Haurisa dan dihadiri Sekda serta sejumlah perangkat daerah itu ricuh dan membuat rapat ditunda.
“Kita datang ke sini tahu regulasi, kita dipanggil gugus ke sini bukan untuk bicara yang main-main, tapi bagaimana kita mencari solusi dan menjawab apa yang menjadi harapan bagi masyarakat pimpinan,” Kesal Sukri.
Sukri meminta Bupati Maluku Tengah Tuasikal Abua, dihadirkan dalam rapat-rapat pembahasan penanganan corona.
“Lembaga ini tidak dihormati sekali oleh sang Bupati, Pimpinan. Tiga kali kita lakukan pertemuan tapi hasilnya apa? Kita juga cape pimpinan. Tiap saat kita dihubungi oleh masyarakat. Handphone terus ditelepon, jadi tolong pimpinan buka mata dan buka hati,” katanya.
Dia mengatakan kemarahannya karena merasa kesal. Ia juga meminta agar rapat seperti ini tak lagi digelar karena tidak membuahkan hasil.
“Kalian takut Bupati tak kasih proyek? Kalau begini mari kita buka-bukaan saja, boleh kita utamakan kita punya kepentingan, tetapi jangan sampai mengorbankan kepentingan masyarakat,” katanya.
Pada 30 April 2020, dua orang warga Maluku Tengah dinyatakan positif corona. Dua warga Masohi, Maluku Tengah itu kini menjalani isolasi di RSUD Masohi. Keduanya terpapar usai melakukan perjalanan dari Jakarta. (LM-03)
Discussion about this post