Berita Terkini Maluku
Thursday, September 18, 2025
  • Login
  • Berita
    • Maluku
  • Daerah
  • Ekonomi
  • Hukum Kriminal
  • Nasional
  • Olahraga
  • Politik
  • Wisata
No Result
View All Result
  • Berita
    • Maluku
  • Daerah
  • Ekonomi
  • Hukum Kriminal
  • Nasional
  • Olahraga
  • Politik
  • Wisata
No Result
View All Result
Berita Terkini Maluku
No Result
View All Result
Home Uncategorized

Bahasa Daerah Harus di Lestarikan, Ini 7 Bahasa Daerah Maluku yang Punah satu di Antaranya Pulau Buru.

Admin by Admin
May 27, 2019
in Uncategorized

Lensa Maluku, Namrole – Badan Pengembangan Bahasa dan Pembukuan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Maluku mengungkapkan sebuah fakta yakni keberadaan bahasa lokal di Provinsi Maluku yang kini terancam punah.

Diantaranya adalah Bahasa Asli Pulau Buru. Sebelumnya, di tahun 2017 silam, Kantor Bahasa Provinsi Maluku mencatat dari 48 bahasa daerah di provinsi Maluku, tujuh diantaranya mulai punah di Masyarakat.

RELATED POSTS

Terobosan Fenomenal dari Seratus Hari Kerja Bupati Ikram Umasugi dan Sudarmo: Menorehkan Jejak Emas dalam Sejarah

Gubernur Maluku, Menteri PKP, dan Kepala BPS Tandatangani Kesepakatan Penyediaan 3.000 Rumah Subsidi

Bahasa yang punah itu antaranya, bahasa Kayeli, Palumata, Moksela, Hukumina dari Kabupaten Buru, bahasa Piru dari Kabupaten Seram Bagian Barat, Bahasa Loon atau Loun dari Seram Utara, Bahasa Tulehu dari Kabupaten Maluku Tengah serta bahasa daerah di sekitar Pulau Ambon.

Kepala Kantor Bahasa Maluku Dr. Asrif saat kegiatan penyuluhan Bahasa Indonesia untuk ASN, TNI dan Polri yang berlangsung aula lantai dua Kantor Bupati Buru Selatan, Jumat (24/5/2019) menyebutkan bahwa Bahasa asli Pulau Buru saat ini juga terancam punah.

Menurutnya, Hal ini diperoleh dari sejumlah kunjungan yang dilakukan pihaknya di sejumlah daerah di Pulau Buru mulai dari Kecamatan Kayeli, Rana, Leksula dan beberapa daerah lain.

Pada kunjungan yang dilakukan dalam rangka merampung kosa kata yang akan dijadikan rujukan bagi kosa kata Bahasa Indonesia, setelah dilakakukan penelitian di Pulau Buru banyak sekali kata-kata dalam bahasa Pulau Buru yang mulai hilang dan tak dugunakan lagi oleh masyarakat lokal setempat.

“Kami telah melanglang buana di Pulau Buru dan melakukan penelitian-penelitian bahasa sejak tahun 2016. Kami meneliti bahasa-bahasa daerah dan fakta yang mengejutkan kita semua adalah Bahasa Daerah Pulau Buru merupakan salah satu bahasa yang terancam punah,” tandas Asrif.

Menurut Asrif, peyebabnya bukan dari pihak lain, melainkan masyarakat Pulau Buru sendiri. “Siapa yang membunuhnya? Orang Buru sendiri bukan orang lain. Karena sekian lama meneliti dan menemukan fakta tersebut,” jelasnya.

Sebelumnya di tahun 2017 silam, Asrif juga pernah menyampaikan hasil penelitian dengan kesimpulan punahnya bahasa-bahasa tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, seperti pada zaman Belanda hingga masa kemerdekaan terjadi pelarangan penggunaan bahasa itu di lembaga pendidikan, rumah ibadah bahkan kantor-kantor Belanda.

Kondisi tersebut berpengaruh sampai saat ini. Bencana alam yang menimpa permukiman warga sehingga berdampak pada perpindahan penduduk, penggunaan bahasa Melayu Ambon yang mengakibatkan peralihan bahasa.

22 bahasa daerah lainnya yang terancam punah terdapat di lima kabupaten. Yakni Kabupaten Buru sebanyak dua bahasa, Kabupaten Maluku Tengah sebanyak tujuh bahasa, Kabupaten Maluku Tenggara satu bahasa, Kabupaten Seram Bagian Barat satu bahasa dan Kabupaten Seram Bagian Timur enam bahasa.

“Dari hasil temuan di lapangan di desa-desa yang tersebar di Provinsi Maluku sudah tidak memakai bahasa daerah. Sehingga kami akan melaporkan kepada Gubernur, untuk mendorong pemerintah daerah segera membuat peraturan daerah (tentang penyelamatan bahasa),” kata seperti dikutip tempo.com, 28 Agustus 2017 silam.

Potensi punahnya bahasa daerah, menurut Asrif, juga disebabkan adanya pergeseran nilai-nilai budaya di masyarakat. Sering ada anggapan pemakaian bahasa daerah disebut-sebut kampungan, khususnya bagi generasi muda.

Untuk itu, pentingnya penanaman nilai-nilai budaya lewat bahasa lokal sebagai identitas dan kearifan lokal yang harus dilestarikan. “Penting sekali penanaman nilai budaya pada generasi muda, lewat pendampingan atau edukasi. Sebab, mereka menggangap bahasa daerah itu kampungan,” ujarnya. (LM-01)

Admin

Admin

Related Posts

Terobosan Fenomenal dari Seratus Hari Kerja Bupati Ikram Umasugi dan Sudarmo: Menorehkan Jejak Emas dalam Sejarah

Terobosan Fenomenal dari Seratus Hari Kerja Bupati Ikram Umasugi dan Sudarmo: Menorehkan Jejak Emas dalam Sejarah

by Admin
September 18, 2025
0

Lensa Maluku, - Dalam sekejap, seratus hari telah berlalu, namun jejak langkah Bupati Ikram Umasugi dan Sudarmo telah mengukir cerita...

Gubernur Maluku, Menteri PKP, dan Kepala BPS Tandatangani Kesepakatan Penyediaan 3.000 Rumah Subsidi

Gubernur Maluku, Menteri PKP, dan Kepala BPS Tandatangani Kesepakatan Penyediaan 3.000 Rumah Subsidi

by Admin
September 18, 2025
0

JAKARTA - Ditangan Gubernur Hendrik Lewerissa, Maluku mendapat perhatian khusus di pusat. Selasa (16/9/2025), di Kantor Kementerian Perumahan dan Kawasan...

Razia Insidentil, Lapas Namlea Pastikan Bersih Halinar

Razia Insidentil, Lapas Namlea Pastikan Bersih Halinar

by Admin
September 18, 2025
0

Lensa Maluku, – Aksi bersih-bersih Handphone, Pungli, Narkoba (Halinar) kembali dilaksanakan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas III Namlea melalui razia dadakan...

Tingkatkan Tata Kelola Administrasi, Lapas Namlea Didukung Sarpras IT Terbaru

Tingkatkan Tata Kelola Administrasi, Lapas Namlea Didukung Sarpras IT Terbaru

by Admin
September 18, 2025
0

Lensa Maluku, - Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas III Namlea Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Maluku meng-upgrade sarana-prasarana (sarpras) Informasi dan...

Dari Tangan Warga Binaan Lapas Wahai, Tomat Segar Penuhi Kebutuhan Pangan Masyarakat

Dari Tangan Warga Binaan Lapas Wahai, Tomat Segar Penuhi Kebutuhan Pangan Masyarakat

by Admin
September 18, 2025
0

Lensa Maluku, - Pemberdayaan Warga Binaan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas III Wahai untuk mendukung ketahanan pangan kembali dibuktikan melalui panen...

Next Post

Disperindag Bursel Gelar Bazar Murah Idul Fitri 1440 H.

Dapat Opini WDP, Pemkab Bursel Keluar Dari Disclaimer. Walla Optimis Target WTP di Tahun berikutnya.

Discussion about this post

RECOMMENDED

Terobosan Fenomenal dari Seratus Hari Kerja Bupati Ikram Umasugi dan Sudarmo: Menorehkan Jejak Emas dalam Sejarah

Terobosan Fenomenal dari Seratus Hari Kerja Bupati Ikram Umasugi dan Sudarmo: Menorehkan Jejak Emas dalam Sejarah

September 18, 2025
Gubernur Maluku, Menteri PKP, dan Kepala BPS Tandatangani Kesepakatan Penyediaan 3.000 Rumah Subsidi

Gubernur Maluku, Menteri PKP, dan Kepala BPS Tandatangani Kesepakatan Penyediaan 3.000 Rumah Subsidi

September 18, 2025

Berita Populer

  • BNRN Laksanakan Deklarasi Pembentukan Pengurus Program Makan Bergizi Di Namlea

    BNRN Laksanakan Deklarasi Pembentukan Pengurus Program Makan Bergizi Di Namlea

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Quick Count Pilkada Bursel Safitri – Hempri Unggul 36 Persen mengalahkan Dua Pesaingnya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Oknum Tim Kampanye MANDAT Ketangkap Main Judi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • DARMAPALA UNIDAR Ambon akan melaksanakan Jambore Pencinta Alam Maluku, Aliasa Samal; Progres Panitia Sudah 67%

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bupati Safitri Terus Perjuangkan Nasib PTT Untuk Tidak Dihapus

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Pasang Iklan
  • Contact

© 2022 Lensamaluku.com

No Result
View All Result
  • Berita
    • Maluku
  • Daerah
  • Ekonomi
  • Hukum Kriminal
  • Nasional
  • Olahraga
  • Politik
  • Wisata

© 2022 Lensamaluku.com

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In