Lensa Maluku,- Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kabupaten Buru akan segera memasok sarana meubelir kursi dan meja di SDN 15 Fenalisela, Desa Lemanpoli, Kec.Fenalisela.
Hal itu disampaikan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Buru, Dahlan Kabau di Namlea, Selasa (4/6/2024).
Dahlan mengaku telah melaporkan masalah yang dialami di SDN 15 kepada Pj Bupati Buru, Syarief Hidayat dan Sekda, Muh Ilyas Hamid.
Sebelum Dahlan menjabat sebagai kadis, sepengetahuan dirinya, kalau pada tahun 2021 lalu ada rekanan yang bertanggungjawab memasok meubelir di sekolah tersebut.
Karena itu, ia sempat dibuat heran dengan keluhan dari orang tua murid SDN 15 Fenalisela di Desa Lemanpoli, bahwa anak mereka belajar dengan prasarana yang minim.
Dua murid pakai satu kursi dan satu meja. Bahkan ada yang duduk di lantai.”Tahun 2021 dong ada kasih masuk meubelir. Masa hari ini kosong,” heran juga Dahlan.
Dahlan akui, kalau permasalahan di SDN 15 Fenalisela itu telah sampai di kupingnya.
Kepala Sekolah, Johni Lehalima dinilai malas. Sudah ditegur sampai beberapa kali tapi tidak mau berobah.
Dahlan juga telah menyerap info dari warga setempat soal murid yang tidak pernah menerima beasiswa PIP.
Padahal sumber di dinas, mengaku oknum kepala sekolah ini selalu melapor kalau PIP telah sampai ke tangan murid dan orang tuanya.
“Beta sudah lapor ke pak bupati dan pak sekda terkait dengan permintaan masyarakat agar kepsek diganti. Tunggu waktunya saja,”jelas Dahlan.
Menyinggung lebih jauh soal meubelir, Dahlan tegaskan, kekurangan meubelir di sekolah tersebut akan segera diatasi.”Terutama meubelir, selesai Lebaran Idul Adha nanti, kita masukan ke SDN 15,”katanya mantap.
Lebih jauh dijelaskan, di tahun anggaran 2024- 2025 nanti, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan bekerjasama dengan Balai PUPR Propinsi Maluku akan melakukan penuntasan sekolah-sekolah di daerah geografis tersulit.
Masalah yang dialami di SDN 15 Fenalisela di Lemanpoli ini, nanti akan segera diinterfensi, sehingga bisa segera diatasi.
Selain SDN 15 Lemanpoli, juga akan diinterfensi di satu SD yang ada di Desa Waegrahe.
Di tahun lalu, kerjasama Dinas Dikbud Buru dan Balai PUPR Propinsi Maluku juga telah berhasil membangun SD di daerah geografis tersulit, antara lain di Desa Erdafa, Desa Batukarang, Desa Nafrua, Desa Waengapan, Desa Selasi, Desa Reharia dan Desa Seith.
“kita harapkan sampai tahun 2025 nanti masalah sekolah di daerah tersulit ini sudah tuntas,”demikian Dahlan (LM-04)
[
Discussion about this post