Lensa Maluku,- Ketua DPRD Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB), Andarias Hengky Kolly, meminta pemerintah daerah melalui Dinas Pendidikan dan Dinas Kesehatan untuk meninjau ulang menu program Makanan Bergizi Gratis (MBG) di sekolah-sekolah.
Ia mengusulkan agar menu ayam yang selama ini disajikan diganti dengan ikan lokal, yang dinilai lebih bergizi, mudah didapat, dan mendukung ekonomi masyarakat pesisir.
“Kabupaten SBB kaya dengan hasil laut. Kita punya banyak jenis ikan segar yang bernilai gizi tinggi. Akan lebih baik jika program makanan bergizi gratis ini menggunakan ikan lokal, bukan ayam yang sebagian besar masih didatangkan dari luar daerah,” ujar Ketua DPRD, Jumat (24/10/2025).
Menurutnya, penggunaan ikan lokal tidak hanya memperkuat ketahanan pangan daerah, tetapi juga mendorong pemberdayaan nelayan dan pelaku UMKM lokal. Selain itu, kandungan protein dan omega-3 dalam ikan sangat penting bagi perkembangan otak anak usia sekolah.
“Ikan seperti tongkol, cakalang, dan kembung sangat mudah dijumpai di pasar-pasar kita. Selain lebih segar, gizinya juga jauh lebih baik untuk anak-anak,” tambahnya.
Ia juga menyoroti lemahnya pengawasan Dinas Kesehatan terhadap program Makanan Bergizi Gratis (MBG) di sekolah. Menurutnya, insiden beberapa siswa mengalami keracunan akibat makanan sekolah menunjukkan bahwa kontrol terhadap kualitas dan keamanan pangan belum dijalankan dengan baik.
“Kasus ini sangat memprihatinkan. Seharusnya Dinas Kesehatan rutin melakukan pengawasan mulai dari penyimpanan bahan, proses memasak, hingga penyajian. Jika kontrol tidak ketat, anak-anak kita yang menjadi korban,” tegas Ketua DPRD.
Ketua DPRD juga meminta agar Dinas Kesehatan melakukan pengawasan terhadap variasi dan keseimbangan menu di setiap sekolah penerima program, sehingga asupan gizi anak tetap terjaga dan tidak monoton.
Kita harus mengambil langkah tepat agar tidak terulang kembali pada sekolah lain, bayangkan saja begitu banyak siswa kena keracunan berjumlah 232 orang pada sejumlah sekolah di Kecamatan Kairatu, Kabupaten Seram Bagian Barat.
Ia menyebutkan “Program makanan gratis ini langkah baik dari pemerintah, tapi harus disesuaikan dengan potensi lokal. Kalau bisa bahan-bahannya dari masyarakat sendiri, agar manfaatnya dirasakan langsung oleh warga SBB,” tegasnya. (LM-10)











Discussion about this post