Lensa Maluku,- Program 100 hari kerja Bupati Buru Selatan, Hj Safitri Malik Soulisa menemui General Manager PLN Wilayah Maluku dan Maluku Utara untuk mengutarakan permasalahan kelistrikan di Buru Selatan.
Bupati mengatakan, masalah listrik di Buru Selatan sangat meresahkan masyarakat, karena dampaknya sangat besar, baik bagi perkantoran, industri, pendidikan serta rumah warga.
“Listrik adalah hal utama yang dibutuhkan masyarakat saat ini. Karena dalam semua aktivitas, apalagi disaat pandemi covid saat ini, semuanya mengandalkan listrik. Kita bekerja dengan teknologi juga membutuhkan listrik. Industri juga membutuhkan listrik. Termasuk rumah tangga juga membutuhkan listrik. Oleh karena itu saya datang untuk bersilaturahmi, berkoordinasi dan menyampaikan keluhan masyarakat di Buru Selatan, karena listrik yang sering padam di sana,”ungkap Bupati.
Bupati mengungkapkan, masalah kelistrikan ini juga mengganggu program 100 hari kerja dirinya dan Wakil Bupati, Gerson Eliaser Selsily, dimana mereka akan berkantor di ,6 kecamatan yang ada di Buru Selatan.
“Jika listrik terus padam, bagaimana kami mau berkantor di 6 kecamatan. Bagaimana berkomunikasi dan berkoordinasi dengan staff di ibu kota kabupaten. Selain itu masyarakat yang mengembangkan UKM dan industri rumah tangga, menjadi mandek akibat tidak adanya listrik,”tandasnya.
Dirinya juga mengungkapkan telah mengundang Kepala ULP Namrole, untuk membicarakan permasalahan kelistrikan di Namrole, namun belum bisa bertemu, karena yang datang adalah anak buahnya.
“Adanya laporan dari masyarakat tentang adanya jalur khusus yang listriknya tidak pernah padam, padahal di masyarakat padam, ini juga harus di tanggapi kebenarannya oleh kepala ULP PLN Namrole,”tegasnya.
Bupati meminta agar silaturahminya dengan PLN Wilayah Maluku dan Maluku Utara tidak mubazir alias PHP saja. Tetapi kunjungannya ini membuat PLN segera menindaklanjuti dan menangani kendala serta memperbaiki kerusakan mesin maupun jaringan di Buru Selatan.
Dia memaparkan beberapa aspek penting terkait persoalan masalah kelistrikan di Bursel, terutama di Enam Kecamatan. Masing – masing Kecamatan Namrole, Waesama, Ambalau, Leksula, Fenafafan dan Kepala Madan, dan 81 Desa di Kabupaten Bursel harus teraliri listrik secara baik.
“Persoalan Listrik ini harus menjadi perhatian serius PLN Unit Induk Wilayah Maluku dan prioritas dalam pembangunan di Bursel, jangan anggap remeh persoalan listrik” tegas Bupati Bursel kepada pihak PLN Maluku.
“Listrik merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan Masyarakat. Suatu negara/daerah tidak akan pernah maju tanpa adanya listrik yang baik. Semua sektor pekerjaan pun tidak luput dari penggunaan listrik baik pertanian, perdagangan, perusahaan, maupun Pemerintahan dan Masyarakat,” tutur Bupati Bursel.
Selain itu, Bupati juga menekankan dan menyakinkan General Manajer dan sejumlah Senior Manager terkait pentingnya pembangunan jaringan listrik secara baik di Wilayah Bursel oleh PLN Unit Induk Wilayah Maluku/Malut secara merata terutama di Kecamatan dan Desa yang ada di Bursel yang belum teraliri Listrik.
Sementara General Manager (GM) Wilayah Maluku dan Maluku Utara, Adams Yogasara, mengatakan terima kasih telah dikunjungi Bupati Buru Selatan.
Dengan didampingi Senior Manager Pembangkitan, Awat Tuhuloula, Senior Manager Transmisi dan Distribusi, Dony N. Gustiarsyah, Senior Manager Perencanaan, Husein Sobri, Senior Manager Niaga dan Manajemen Pelanggan, Amos Pasalli, menjelaskan permasalahan yang terjadi di Namrole.
Dikatakannya, ada 2 hal yang menjadi pokok permasalahan padamnya listrik di Buru Selatan, yaitu menurunnya kemampuan pembangkit listrik dan gangguan jaringan.
“Pembangkit listrik di Namrole itu berkekuatan 1200KW. Saat ini mesin itu hanya berkemampuan 750 KW. Itu artinya telah menurun 500KW. Penurunan ini terjadi akibat sering terjadinya kerusakan jaringan, akibat jatuhnya pelepah daun kelapa yang mengenai jaringan. Ketika kena jaringan, kerusakan itu akan terjadi juga di mesin pembangkit listrik. Yang akhirnya menyebabkan kemampuannya menurun,”terangnya.
Untuk gangguan jaringan, Yogasara meminta agar masyarakat bisa dengan kesadaran sendiri mau memotong pohon kelapa yang ada di jalur yang dilewati jaringan listrik disana.
“Ada 150 pohon kelapa yang saat ini mengganggu jaringan listrik di Buru Selatan. Jika tidak dipotong, maka akan terjadi gangguan jaringan yang berdampak bagi mesin pembangkit listrik, dan akhirnya menyebabkan pemadaman listrik yang terjadi terus. Untuk itu kami sangat memohon kesadaran masyarakat agar mau memotong dengan sukarela,”pintanya.
Adapun 150 pohon tersebut ada di daerah Waifusi, Wali sampai Leku. “Mesin pembangkit listrik di Namrole itu buatan Jerman. Jadi kalau rusak, sparepart nya harus dipesan disana. Dengan keadaan saat ini yang sedang mengalami pandemi, pemesanan sparepart akan memakan waktu yang cukup lama. Oleh karena itu, kami mohon pengertian dan kerjasama masyakat, agar kita bisa menjaga jaringan di sana,”tandasnya.
Dengan adanya kunjungan Bupati Buru Selatan, ke kantor wilayah PLN Maluku dan Maluku Utara, Jumat (06/08/2021), Manager Operasi dan Pemeliharaan Sistem Distribusi PLN Maluki dan Maluku Utara, akan menurunkan tim untuk memperbaiki jaringan di Namrole secapatnya. (LM-02)
Discussion about this post