Lensa Maluku, – Asriyadi Tomia, Anggota DPRD Buru Selatan (Bursel) menyayangkan pemadaman listrik yang sering terjadi di pusat Kota Namrole, Bursel hingga saat ini.
Kader Partai Golkar ini mempertanyakan soal kinerja dari Unit Layanan Pelanggan (ULP) PLNÂ Namrole sebagai penyedia layanan listrik yang sejauh ini tidak pernah tuntas memberikan pelayanan terbaik kepada Masyarakat.
“Seharusnya di bulan puasa ini pihak PLN sudah harus mengantisipasi persoalan listrik. Kasihan masyarakat yang sedang menjalankan ibadah di bulan ramadhan terganggu oleh pemadaman listrik,” tutur Tomia.
Bayangkan saja, saat hendak berbuka puasa tiba-tiba mati lampu, begitu juga di waktu Tarawih dan makan sahur, hal ini sangat disesalkan.
Namun apa mau dikata listrik di Kabupaten ini selalu sering padam, masyarakat tidak bisa berbuat apa-apa, hanya pasrah.
Kami DPRD juga sudah beberapa kali bertemu dengan pihak PLN untuk hering baik dikantor PLN Namrole, PLN Regional Maluku- Malut di Ambon/Kantor DPRD Bursel, guna membicarakan persoalan layanan listrik bagi Masyarakat. Namun hingga saat ini pihak PLN belum mengatasi persoalan dimaksud.
Kasian masyarakat tiap bulan harus membayar tagihan listrik ditambah lagi keluhan masyarakat terkait barang – barang elektronik dirumah yang mengalami kerusakan akibat tidak normalnya listrik.
Dirinya berharap pemerintah daerah harus bertindak tegas terkait pemadaman ini. DPRD juga dalam waktu dekat akan memanggil pihak PLN untuk meminta keterangan lanjutan.
Sementara itu, saat ini masyarakat Namrole dan sekitarnya mengeluh soal kondisi kelistrikan yang semakin hari semakin merosot pelayanannya.
Dimana keluhan sering padamnya listrik dipusat kota Namrole ini sering disampaikan Masyarakat secara langsung maupun lewat postingan di Account media sosial seperti Facebook dan Whatsape. Sehingga mendapat tanggapan negatif oleh para netizen.
Salah satu masyarakat namrole, Muhammad (43) kepada media ini mengatakan, jujur kami sebagai masyarakat merasa dirugikan akibat pelayanan listrik yang tidak normal oleh PLN Namrole, ditambah lagi dengan pemadaman listrik secara bergilir setiap harinya di bulan suci ramadhan, tanpa adanya pemberitahuan secara umum dan terkesan tidak terjadwalkan secara baik.
“Terus terang kami pelanggan sangat memahami kondisi yang terjadi saat ini seperti yang kami dengar ada kerusakan beberapa unit mesin di PLTD namrole.
Tapi bukan berarti pihak PLN ULP Namrole seenaknya menyalakan dan memadamkan listrik sesuka hati mereka,” ucapnya.
Iya menuturkan minimal harus ada prosedur – prosedur yang perlu di penuhi minimal ada sosialisasi terkait pemadaman listrik secara bergilir sehingga kami masyarakat bisa lebih siap menerima.
Tapi yang terjadi malah terkesan secara sepihak pihak PLN seenaknya bertindak untuk melakukan pemadaman listrik. hal ini sungguh tidak adil. Apalagi dalam bulan Ramdhan ini lampu sering padam.
Kalaupun tidak bisa dinyalakan secara menyeluruh setidaknya pembagiannya sesuai dengan waktu yang terjadwalkan. ada pelanggan yang di padamkan waktu menjelaang berbuka hingga esok harinya baru di nyalakan, ada sebagian lagi di padamkan menjelang sahur hingga besok siangnya baru dinyalakan, bahkan yang lebih parahnya lagi ada yang padam berhari-hari.
Apa hal ini bisa dianggap sepele? sebenarnya waktu padam itu maksimalnya berapa jam? Kami pihak Pelanggan sangat resah dengan kondisi ini.
“Kami masih cukup sabar menghadapi situasi ini tapi perlu diingat kesabaran kami pelanggan juga ada batasnya. kami minta dari pihak PLN ULP Namrole untuk bisa melihat hal ini. Pihak PLN jangan hanya mau tuntut hak saja sementara kewajiban tidak dijalankan dengan baik,” tegasnya. (LM-02)
Discussion about this post