Lensa Maluku, – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas III Wahai kembali gelar one week one raid atau razia sepekan sekali dengan melibatkan Kepolisian Sektor (Polsek) Wahai pada Senin (8/9) malam. Razia tersebut dilakukan dengan tetap mengedepankan sentuhan humanis bagi Warga Binaan guna memastikan stabilitas keamanan dan ketertiban (kamtib) di Lapas.
Kegiatan yang bertujuan mewujudkan lingkungan yang bebas dari handphone ilegal, pungutan liar, dan narkoba (halinar) itu tidak menemukan halinar. Meski demikian, petugas berhasil mengamankan sejumlah barang terlarang, yaitu dua korek api, satu sendok alumunium, dua silet, tiga paku, dan satu obat salep.
Kepala Lapas Wahai, Tersih Victor Noya, mengatakan razia ini merupakan komitmen berkelanjutan untuk menciptakan lingkungan Lapas yang aman, tertib, dan bebas dari praktik-praktik yang melanggar aturan dengan mengedepankan aspek humanis. “Penggeledahan kamar hunian dengan sentuhan humanis berarti melaksanakan penggeledahan secara tertib, aman, dan tidak melakukan tindakan yang merendahkan martabat Narapidana dengan tetap memastikan stabilitas kamtib dengan cara yang manusiawi,” ungkapnya.
Tersih mengatakan hal tersebut juga berarti petugas harus bertindak sebagai guard and guide. Artinya, selain sebagai penjaga keamanan yang melaksanakan tugas penggeledahan, juga harus sebagai pembimbing bagi Warga Binaan.
“Komitmen kami untuk one week one raid artinya konsisten melakukan penggeledahan berkala dan efektif guna mencegah tindakan melanggar hukum yang dapat dilakukan oleh Warga Binaan kapan saja. Untuk itu, mari kita terus tingkatkan kewaspadaan dan profesionalisme dalam bertugas,” ajak Tersih.
Hal senada disampaikan Kepala Subseksi Kamtib, Usman Bakri, yang menekankan pentingnya menunjukkan sikap dalam bertugas. “Bila kita sopan, maka mereka pasti akan segan sehingga razia ini berdampak pada stabilitas kondisi kamtib yang benar-benar bersih dari segala bentuk barang terlarang, terutama halinar yang dapat menimbulkan gangguan kamtib dan proses pembinaan,” jelasnya.
Di tempat berbeda, Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Maluku, Ricky Dwi Biantoro, memberikan apresiasi atas razia melalui pendekatan humanis yang dilakukan Lapas Wahai. “Di beberapa tempat, terjadi kericuhan karena petugas bertindak arogan. Kami sangat mengapresiasi razia melalui pendekatan humanis yang dilakukan Lapas Wahai agar situasi dan kondisi kamtib tetap terjaga,” pujinya.
Ricky berharap semua Unit Pelaksana Teknis Pemasyarakatan di Maluku menerapkan hal yang sama. “Pastikan setiap penggeledahan dilakukan dengan sopan santun agar secara langsung meningkatkan kepatuhan dan kesadaran Warga Binaan tanpa menimbulkan ketegangan dalam pelaksanaan razia,” pintanya.
Diharapkan, razia melalui pendekatan yang humanis ala Lapas Wahai ini meningkatkan kesadaran Warga Binaan akan pentingnya kamtib bersama untuk pelaksanaan pembinaan berkelanjutan. (LM-05)
Discussion about this post