Lensa Maluku,- Pemerintah daerah Maluku bertekad menjadikan Kepulauan Banda sebagai daerah destinasi wisata internasional. Karena itu, dalam Rapat Koordinasi Pembangunan Pariwisata Tingkat Provinsi Maluku di Kota Bula pada 19 – 20 Februari 2020 kemarin, semua kabupaten kota diminta menyampaikan objek-objek wisata unggulan di daerahnya untuk disinergikan bersama konsep pengembangan Kepulauan Banda.
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Maluku Marcus J. Pattinama kepada RRI di Bula, Kamis kepada Media ini mengatakan, Gubernur Maluku Murad Ismail telah menetapkan Kepulauan Banda sebagai daerah prioritas pengembangan pariwisata unggulan berbasis sumber daya alam di provinsi seribu pulau.
Karena itu, arah dan kebijakan pembangunan pariwisata di Maluku akan didorong ke sana, untuk memenuhi kebutuhan trend wisata dunia.
Menurut Pattinama, alasan dijadikan Banda sebagai daerah destinasi wisata dunia karena pulau penghasil pala dan cengkeh itu memiliki riwayat yang panjang dan saling berkait dengan pembentukan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), di samping potensi sumber daya alamnya yang sudah mendunia dari dulu dan beragam kekayaan lautnya yang melimpah.
“Jadi, boleh dibilang potensi wisata yang ada di Kepulauan Banda itu lengkap. Selain wisata sejarah, budaya, wisata alam dan kuliner, banyak spot-spot diving yang indah terdapat di sana. Banda juga berada di tengah-tengah wilayah Maluku, sehingga pengembangannya akan berdampak positif terhadap daerah-daerah sekitar. Kita akan usahakan agar kelak Banda menjadi jadi Bali baru di Maluku,” tandas Pattinama.
Disinggung soal daya dukung infrastruktur di Banda, Pattinama mengakui saat ini masih kurang, bahkan belum memenuhi kebutuhan trend wisata masa kini. Karena itu, Pemerintah daerah Maluku sangat membutuhkan intervensi berbagai sektor, termasuk pihak swasta yang ingin mengembangkan investasinya di sana.
Ditambahkan Pattinama, konsep pengembangan Kepulauan Banda selaras dengan pengembangan Kota Ambon sebagai kota musik dunia. Dari Ambon, para wisatawan bisa langsung bertolak ke Banda, atau memilih objek-objek wisata yang terdapat di Pulau Buru, Seram, Kei, Tanimbar dan pulau-pulau terluar di Maluku Barat Daya.
“Sesuai dengan visi misi gubernur, tujuan kita mengembangkan pariwisata adalah untuk untuk mensejahterakan masyarakat. Jika ini terpenuhi maka daerah-daerah lain akan ikut berkembang, termasuk Ambon,” tuntas Pattinama.
Kepulauan Banda terdiri dari 11 pulau. Beberapa pulau di kepulauan ini pada masa lampau sangat berpengaruh terhadap peradaban dunia. Yang terkenal antara lain Banda Neira dan pulau Rhun yang diperebutkan oleh Kolonial Belanda dan Inggris.
Banda Neira adalah salah satu pulau yang mempengaruhi sejarah dunia. Pulau kecil berpenduduk sekitar 14.000 jiwa ini pernah menjadi pusat perdagangan pala dan fuli (bunga pala) dunia. Kota ini dulunya disulap oleh VOC Belanda menjadi kota modern setelah membantai penduduk asli yang sebagian berhasil melarikan diri ke pulau-pulau sekitar pada tahun 1621.
Banyak objek wisata legendaris yang tersimpan di sana, selain wisata alamnya yang mengagumkan tentunya, seperti Benteng Belgica VOC yang dibangun di atas sebuah bukit, Istana Mini Neira yang berfungsi sebagai tempat tinggal Gubernur VOC, Rumah Budaya Banda Neira, Kelenteng Sun Tien Kong, Rumah Pengasingan Proklamator RI Bung Hatta, dan masih banyak lagi. (LM – 04)
Discussion about this post