Lensa Maluku,- Pencegahan stunting di wilayah Maluku terus dilakukan jajaran Dit Polairud Polda Maluku termasuk ke wilayah pulau terluar.
Personil Kapal Patroli (KP) XVI-2006 Dit Polairud Polda Maluku bersama tim kesehatan Puskesmas Ustutun melakukan upaya pencegahan stunting di desa pesisir di Kecamatan Wetar Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD) Provinsi Maluku, Minggu (26/3/2023).
Wilayah ini merupakan pulau terluar NKRI yang berbatasan langsung dengan Timor Leste.
Aparat Dit Polairud bersama tim kesehatan berangkat dari Dermaga Pulau Lirang Kabupaten MBD menuju menuju Desa Ilmamau Kecamatan Wetar.
Personil KP XVI-2006 dan tim kesehatan melakukan sosialisasi peduli stunting kepada warga Desa Ilmamau di Balai Desa Ilmamau.
Tim kesehatan juga melakukan pengukuran tinggi dan berat badan anak, pemeriksaan kesehatan bagi warga yang kurang sehat, pemberian obat vitamin dan kelambu untuk warga.
Setelah itu, anggota KP XVI-2006 bersama tim kesehatan bertolak ke Desa Klishatu melakukan kegiatan yang sama, peduli stunting
Personil Kapal Patroli XVI-2006 bersama tim kesehatan melaksanakan sosialisasi peduli stunting kepada warga di Balai Desa Klishatu. Mereka melakukan kegiatan yang sama seperti di Desa Ilmamau.
Direktur Polairud Polda Maluku, Kombes Pol Handoyo Santoso S.IK, M.Si mengatakan, jajarannya terus melakukan upaya pencegahan stunting hingga ke pulau terluar.
“Hari ini, Minggu 26 Maret, anggota kami dari Kapal Patroli XVI-2006 bersama tim kesehatan Puskesmas Ustutun melakukan kegiatan peduli stunting, mereka melakukan sosialisasi stunting bagi warga desa pesisir, pulau terluar di Kecamatan Wetar Kabupaten Maluku Barat Daya,” kata Handoyo.
Masalah stunting pada anak-anak masih menjadi hal serius yang dihadapi bangsa Indonesia. Stunting menjadi ancaman kesehatan Indonesia.
Hal ini dikarenakan stunting bisa menyebabkan gangguan kognitif, tumbuh kembang yang tidak optimal, hingga penurunan IQ.
Corporate Medical Affairs Danone Indonesia, Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK memaparkan bahwa stunting merupakan masalah yang kompleks di Indonesia.
“Stunting adalah kondisi yang ditandai ketika panjang atau tinggi badan anak kurang jika dibandingkan dengan umurnya. Dampak jangka pendek yang terjadi akibat stunting adalah perkembangan otak dan tumbuh kembang yang tidak optimal. Sedangkan untuk dampak jangka panjang ialah gangguan kognitif dan memiliki nilai IQ yang lebih rendah dibandingkan dewasa yang tidak pernah mengalami malnutrisi,” kata Ray.
Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK menambahkan bahwa kasus stunting harus mendapatkan perhatian dan penanganan yang serius karena bisa berdampak ke penurunan kecerdasan anak.
“Perlu diperhatikan bahwa kekurangan gizi tidak hanya berdampak pada penurunan berat badan tetapi berkurangnya asupan energi ke otak. Pertumbuhan otak 80 persen terjadi ketika dua tahun pertama pertumbuhan anak, sehingga selama periode ini penting bagi anak mendapatkan asupan gizi yang cukup agar otak bisa berkembang maksimal,” tuturnya.
Untuk itu beberapa hal perlu diperhatikan oleh para orang tua, dimulai dari faktor risiko dan potensi sumber penyebab stunting seperti status gizi ibu, status kesehatan selama masa kehamilan.
“Terdapat beberapa aspek penting yang harus diperhatikan untuk pencegahan stunting yaitu asupan nutrisi seimbang sejak masa kehamilan, pemberian Makanan Pendamping ASI (MPASI) yang berkualitas pada anak, memperhatikan sumber protein terutama protein hewani yang mengandung asam amino, menjaga kebersihan secara menyeluruh, pemenuhan hidrasi yang cukup serta pemantauan tumbuh kembang anak secara teratur,” ujar Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK.
Pentingnya pencegahan stunting dapat dilakukan dengan memastikan pemahaman dari masyarakat Indonesia tentang cara pemenuhan nutrisi yang tepat. (LM-03)
Discussion about this post