Lensa Maluku, – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas III Wahai sukses melakukan panen raya jagung sebanyak 1,2 ton atau 4.284 buah, Sabtu (25/10). Ini merupakan bukti dukungan ketahanan pangan sebagai imnplementasi Program Akselerasi Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan dan mendukung Asta Cita Presiden RI.
Kepala Lapas Wahai, Tersih Victor Noya, mengatakan panen raya bukan sekadar menuai hasil tanam semata. “Hari ini kita memanen bukti nyata keberhasilan sebuah proses pembinaan, panen semangat kemandirian, dan panen kontribusi positif dari balik tembok Lapas,” ungkapnya.
Tersih mengatakan Warga Binaan telah berhasil mengubah lahan tidur menjadi ladang yang subur dan menghasilkan bulir-bulir jagung yang melimpah. “Ini adalah cerminan dari filosofi penting bahwa setiap orang memiliki potensi untuk berubah dan berharga untuk berkarya,” tambahnya.
Lebih lanjut, Tersih menjelaskan panen raya mengajarkan tiga hal penting, yaitu tentang proses, tanggung jawab, dan kontribusi. Proses artinya untuk mendapatkan hasil yang manis, dibutuhkan kesabaran, keuletan, dan kerja keras. Tanggung jawab artinya melalui kegiatan tersebut, Warga Binaan belajar memegang amanah, bekerja dalam tim, dan merasakan nilai dari keringat. Sementara itu, kontribusi berarti hasil panen tidak hanya memberikan manfaat ekonomi, tetapi juga secara nyata berkontribusi dalam mendukung program ketahanan pangan nasional.
Selain implementasi program pemerintah, panen raya jagung manis paragon itu juga merupakan salah satu pilar utama dari program pembinaan kemandirian yang bertujuan untuk memberikan bekal keterampilan kepada warga binaan Lapas Wahai sebelum reintegrasi sosial dalam kehidupan masyarakat.
“Kami menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada seluruh Warga Binaan yang telah berdedikasi penuh dalam mengelola lahan ini. Ilmu dan keterampilan bertani yang telah didapatkan adalah bekal berharga, sebuah sertifikat keterampilan hidup yang kelak dapat diterapkan setelah bebas sebagai modal untuk memulai hidup baru yang lebih baik,” ujar Tersih.
Pada kesempatan tersebut, hadir pula jajaran Kantor Wilayah (Kanwil) Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjenpas) Maluku, Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan, Pejabat Negeri Wahai, tokoh masyarakat setempat. dan Dharma Wanita PIPAS Wahai.
Kepala Kanwil Ditjenpas Maluku melalui Kepala Bidang Pelayanan dan Pembinaan, Fifi Firda, memberikan apresiasi setinggi-tingginya seraya mengajak seluruh jajaran Lapas Wahai untuk terus berintegritas dan berkomitmen dalam melakukan pembinaan yang humanis. “Terima kasih atas pendampingan, pengawasan, dan sinergi yang luar biasa sehingga terlaksananya panen raya ini. Teruslah hadir sebagai fasilitator perubahan, pendidik, dan panutan bagi Warga Binaan,” pesannya.
Fifi berharap keberhasilan panen raya jagung Lapas Wahai menjadi penyemangat bagi semua pihak, termasuk Unit Pelaksana Teknis Pemasyarakatan lainnya, untuk terus mengembangkan program pembinaan kemandirian. “Mari kita buktikan Pemasyarakatan pasti bermanfaat untuk masyarakat karena Lapas adalah tempat di mana benih harapan ditanam, dirawat, yang pada akhirnya menghasilkan buah kebermanfaatan bagi bangsa dan negara,” tuturnya.
Pejabat Negeri Wahai, Faisal Sabban, turut memberikan apresiasinya atas progres Lapas Wahai saat ini. Ia menilai panen raya jagung oleh Lapas Wahai merupakan bukti nyata pembinaan berjalan sangat baik sehingga memberikan dampak positif bagi Warga Binaan dan masyarakat.
“Ke depan kami akan mengajak para pemuda desa untuk menciptakan lapangan pekerjaan lewat pertanian dengan memanfaatkan lahan tidur sebagaimana telah ditunjukkan Warga Binaan Lapas Wahai. Ini adalah hal yang sangat positif untuk turut mendukung ketahanan pangan di Desa Wahai,” ucapnya.
Panen raya jagung Lapas Wahai yang berlangsung dengan penuh sukacita itu bukan hanya memanen ribuan jagung dan beberapa sayuran pare, tetapi juga momen pemberian premi berupa penyerahan buku tabungan bagi sembilan Warga Binaan yang telah berkontribusi dalam mendukung program pembinaan kemandirian.(LM-05)







Discussion about this post