Pada pelaksanaan HUT ABRI ke-48 pada 5 Oktober 1993, yang bertempat di Kemayoran Jakarta pusat, Letnan Jenderal Purn Suaidi Marasabessy, yang saat itu masih berpangkat kolonel dipercayakan sebagai komandan upacara. Saat masih berpangkat perwira menengah (pamen) ABRI tersebut, ia memiliki posisi sebagai Asisten Operasi Divisi Infanteri 2 Kostrad, yang bermarkas di Malang, Jawa Timur.
Peringatan HUT ABRI itu dihadiri Presiden Soeharto, Nyonya Tien Soeharto, Wakil Presiden Try Sutrisno dan Ny Tuty Try Sutrisno, mantan Wakil Presiden Sudharmono dan Ny. EN Sudharmono, Ny. Rachrni Hatta, Ketua MPPJ DPR Wahono, mantan Ketua MPR/DPR Kharis Suhud. Hadir pula sejumlah menteri Kabinet Pembangunan VI, Jenderal TNI (Pum) Abdul Haris Nasution, Ketua Urnurn LVRI Letjen (Pum) Achmad Taher, dan atase pertahanan dari berbagai negara.
Sejak Kolonel Suaidi Marasabessy mengemban tugas sebagai komandan upacara HUT ABRI ke-48 tersebut, namanya mulai populer disejumlah media cetak besar di tanah air. Namanya diprediksi oleh para pengamat politik beserta sejumlah pamen lainnya di tubuh Angkatan Darat (AD) bakal menjadi “the rising star”, yang akan sampai pada pangkat jenderal dan mengisi posisi-posisi strategis di struktur AD.
Suatu prediksi yang tak meleset, orang dekat Jenderal Tri Soetrisno Panglima ABRI ke-9 periode 1988-1993 itu akhirnya benar-bernar menggapai bintang satu dipundaknya, dan menempati posisi sebagai Asops Kasad periode 1996-1998. Saat sudah bintang satu dipundaknya, saya masih ingat Brigjen Suaidi Marasabessy pulang ke Ambon, dan menyempatkan diri sholat Jumad di Masjid Alfatah. Banyak yang mengeruminnya untuk sekedar berjabat tangan.
Seorang pria berdarah Bugis yang tak mengenalnya, yang kebetulan berdiri disamping saya dipelataran masjid terbesar di Maluku itu mengatakan dalam dialeg Malayu Ambon, “antua jenderal bintang satu fam Marasabessy Kakanwil Agama Maluku, Hasyim Marasabessy pung sudara.” Saya yang mendengarnya hanya senyum-senyum, tanpa mengklarifikasi identitas jenderal hitam manis itu.
Brigjen Suadi Marasabessy kemudian menaiki sebuah mobil sedan bagus berwarna hijau tua khas AD dari depan teras Masjid Alfatah, dimana ia duduk di job kedua mobil sedan itu, sambil menurunkan kaca, ia pun melambaikan tangan dengan senyum ke arah para jamaah jumad yang berada di pelataran hingga ke pintu keluar ke arah Jalan Sultan Babullah.
Usai jabatan Asops Kasad pangkat Suaidi Marasabessy bertambah menjadi bintang dua dipundaknya. Ia pun dipercayakan Panglima ABRI Jenderal Wiranto sebagai Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) VII/Wirabuana periode 1998-1999, yang bermarkas di Makassar. Saat menjadi pangdam di Celebes Island ini ia banyak memiliki perhatian pada konflik Ambon di tahun 1999 lalu. Setelah itu ia ditarik ke Jakarta dan mengemban jabatan sebagai Kasum ABRI periode 1999-2000 dan bintangnya bertambah tiga hingga kemudian ia purna bakti dari AD.
Terlepas dari itu, Suaidi Marasabessy merupakan putra Maluku pertama yang menjadi komandan HUT ABRI, setelah pada 14 Otober 2008 lalu Panglima Kostrad, Letnan Jenderal Georger Toisutta menjadi komandan upacara HUT TNI ke-63 pada era kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), yang berlangsung di Makoarmatim, Surabaya, Jawa Timur. (Sumber kompas.com 2008)
Discussion about this post