Lensa Maluku, – Warga Binaan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas III Wahai terus tingkatkan keimanan dengan melaksanakan ibadah syukur yang berlangsung dengan penuh khidmat di Gereja Ebenhaezer Lapas, Minggu (26/10).
Kebaktian pekan ini dipimpin oleh Nn. M. Gilian Pattisinay dengan pembacaan Alkitab yang terambil dari kitab Filipi 4:10–20, dengan perikop bacaan ‘Terima Kasih Atas Pemberian Jemaat‘.
Kepala Lapas Wahai, Tersih Victor Noya, kala menghadiri kebaktian tersebut menyampaikan rasa syukurnya atas terselenggaranya ibadah sebagai bukti pembinaan kerohanian yang terus berkelanjutan. “Ibadah rutin ini menjadi wadah pembinaan rohani yang sangat penting. Melalui firman Tuhan, Warga Binaan belajar untuk bersyukur, mengampuni, dan memperbaiki diri agar siap kembali ke masyarakat dengan pribadi yang lebih baik,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Subseksi Pembinaan, Merpaty Suzana Mouw, menambahkan ibadah merupakan salah satu program pembinaan kepribadian yang dilaksanakan setiap pekan. “Kami terus berupaya memberikan pelayanan keagamaan dan bermakna bagi seluruh Warga Binaan agar mereka makin mendekatkan diri kepada Tuhan, memiliki nilai moral yang makin baik, dan senantiasa bersyukur atas segala berkat yang diberikan Tuhan,” ujarnya.
Pada kesempatan itu, Nn. M. Gilian Pattisinay mengajak seluruh jemaat untuk senantiasa bersyukur dalam segala keadaan sebagaimana Rasul Paulus mengajarkan pentingnya rasa cukup dan berterima kasih atas setiap pemberian dan kasih yang diterima dari sesama. “Kehidupan iman yang sejati tidak diukur dari kelimpahan materi, melainkan dari hati yang mampu bersyukur dan memberi dalam kasih,” pesannya.
Salah satu Warga Binaan, RR, merasa bersyukur, terutama atas premi perdana yang baru saja diterimanya. “Terima kasih kepada Lapas Wahai yang telah memberikan buku tabungan kepada saya. Semoga berkat tuhan ini dan hasil karya yang dibuat nanti membantu mencukupi kebutuhan keluarga saya di kampung halaman,” harapnya.
Di tempat berbeda, Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jendral Pemasyarakatan Maluku, Ricky Dwi Biantoro, terus mendorong seluruh jajaran Pemasyarakatan Maluku untuk konsisten dalam membina Warga Binaan melalui kegiatan rohani. “Ibadah Minggu bukan hanya memperkuat iman, tetapi juga menumbuhkan karakter positif dan rasa syukur dalam diri setiap Warga Binaan,” terangnya.
Ibadah Minggu bagi Warga Binaan Kristiani maupun pembinaan kerohanian Islam bagi Warga Binaan Muslim yang terus dilakukan Lapas Wahai diharapkan makin membentuk karakter Warga Binaan melalui pertumbuhan iman spiritual untuk memiliki semangat baru. Diharapkan mereka juga menjadi pribadi yang lebih baik untuk siap reintegrasi sosial pada saatnya nanti. (LM-05)







Discussion about this post